Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank BRI telah membuka Kantor Sentra Layanan Ultra Mikro (SENYUM) yang merupakan kantor satu atap antara BRI, Pegadaian, dan PNM sejak tahun 2021. Sebagai Holding Ultra Mikro, BRI terus menambah jumlah kantor SENYUM di berbagai daerah.
Salah satunya berada di Kantor BRI Unit Rorotan Jakarta Utara. Heri Santoso Kepala Unit BRI Rorotan Jakarta Utara mengatakan bahwa kantor BRI kini menjadi one stop service dengan adanya PNM dan Pegadaian sebagai anak usaha dari BRI.
Nasabah nanti bisa menggadaikan motor melalui kantor SENYUM, kemudian untuk peminjam dari PNM maksimal Rp 12 juta per kelompok. "Bisa kami salurkan ke mereka," ungkap dia di kantornya kepada Kontan.co.id, Kamis (10/2).
Ia menyatakan, jika nasabah PNM ingin meminjam lebih dari Rp 12 juta atau mencapai Rp 25 juta, maka nasabah PNM akan diarahkan ke Bank BRI. "Kalau kebutuhannya Rp 25 juta bisa BRI yang kasih. Jadi kami men-cover kebutuhan nasabah," urai dia.
Dia menjelaskan, dengan adanya Kantor SENYUM ini masing-masing entitas, BRI, Pegadaian, dan PNM sudah mulai merasakan manfaatnya. "Mereka tidak perlu mencari ke tempat lain ketika ke kantor kita, keluar dari sini tuntas masalah nasabah Pegadaian dan PNM," terang dia.
Heri menyatakan, bahwa BRI Unit Rorotan salah satu pilot project Kantor SENYUM di DKI Jakarta. Untuk Kanwil BRI Jakarta ada 96 Unit Kantor BRI dan yang menjadi menjadi pilot project ada 7 unit kantor BRI, salah satunya adalah di Rorotan.
"Konsepnya adalah, Pegadaian dan PNM boleh membuka outlet. Tetapi kami di SENYUM ini ada tiga entitas yang bisa menyelesaikan permasalahan nasabah," kata dia.
Heri menjelaskan, kultur Pegadaian dan PNM tidak mengubah hanya saja operasional di bawah oleh BRI sehingga masing-masing memiliki target tersendiri. Dengan adanya SENYUM ini makan akan saling membantu satu sama lain.
"Bisa membantu kita, artinya misalkan kita harus mencari nasabah. Dia (Pegadaian) sudah punya nasabah diarahkan ke kita. Begitu juga sebaliknya, jadi saling menguntungkan," terang Heri.
Ia menjelaskan, pihaknya kini bisa memberikan bantuan dana lebih besar. Sebab saat ini untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Unit BRI tadinya Rp 50 juta kini meningkat menjadi Rp 100 juta. Ini karena kebutuhan nasabah untuk tambahan modal semakin meningkat karena usaha mulai kembali bergerak.
Kata Heri, rata-rata nasabah BRI Unit Rorotan memiliki omzet Rp 700.000 per hari sampai Rp 5 juta per hari. "Paling besar omzetnya itu ada UMKM pakan ternak," kata dia.
Kata dia, nasabah BRI Rorotan itu mayoritas pedagang, untuk tambak 15%, pertanian 20%, peternakan 20%, san selebihnya UMKM pedagang.
Ia melihat pada tahun 2022 ini masih akan menantang karena pandemi covid-19 varian omicron masih tinggi. Kebutuhan bahan pokok semakin meningkat karena harganya naik. "Kita mencoba kapasitas mereka (UMKM) makin besar, dan di sana BRI hadir sebagai solusi. Supaya mereka kuat dan jangan dibiarkan," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News