kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jalin kerja sama strategis, OVO punya investasi di Bareksa?


Senin, 23 September 2019 / 18:25 WIB
Jalin kerja sama strategis, OVO punya investasi di Bareksa?
ILUSTRASI. Aplikasi pembayaran OVO


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech payment PT Visionet Internasional atau yang lebih dikenal sebagai OVO telah menjalin kerja sama strategis dengan Bareksa. Direktur OVO Harianto Gunawan menyatakan kerja sama ini akan menambah fitur OVO Invest bagi pengguna teregistrasi dan terverifikasi.

Lanjut Ia lewat kerja sama ini, OVO bisa dijadikan sebagai alat pembayaran pembelian reksa dana di platform OVO. Selain itu, OVO juga bisa memberikan layanan investasi bagi penggunanya.

Baca Juga: Dikabarkan akan dimerger dengan DANA, ini kata OVO

Sebelumnya, OVO sudah mengumumkan pengangkatan Karaniya Dharmasaputra sebagai Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO). Karaniya sendiri merupakan Co-Founder dan CEO Bareksa.

“Bukan berarti Karaniya menjadi anggota keluarga OVO, berarti kita akuisisi Bareksa. Jadi kami strategic partnership layaknya kami strategic partnership dengan Tokopedia dan Grab. Kami akan mencari dan terus melakukan ini untuk kepentingan nasabah sendiri,” jelas Harianto di sela-sela Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2019 pada Senin (23/9).

Ketika ditanyai mengenai kemungkinan OVO memiliki saham di Bareksa, Harianto bilang saat ini hubungan OVO Dan Bareksa hanya kerja sama strategik. Ia menekankan, OVO memang berupa untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, melalui kemitraan dengan Bareksa, pengguna OVO mendapatkan akses investasi secara langsung, dengan tingkat suku bunga hingga 5%-6% per tahun.

Baca Juga: Ramai isu merger OVO dan DANA, BI: Belum ada pengajuan izin yang masuk

“Tujuan utama kami adalah meningkatkan literasi keuangan di Indonesia, terlebih untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya berinvestasi. Saat ini hanya 0,3% masyarakat Indonesia yang mempertimbangkan untuk berinvestasi, karena masih rendahnya tingkat kepercayaan dan pengetahuan soal investasi," tutur Karaniya Dharmasaputra, CEO Bareksa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×