Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Impor sapi turut memperlebar defisit neraca perdagangan Indonesia. Demi menekan laju impor sapi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Jamkrida agar menjadi salah satu penjamin dalam pembiayaan ternak sapi.
Maklum, kebutuhan sapi Indonesia besar, setiap tahun harus impor. "Kita bisa menekan dengan cara mendorong pembiakan sapi," ujar Firdaus Djaelani, Anggota Dewan Komisioner OJK untuk Industri Keuangan Non-Bank, Selasa (12/11).
Jamkrida dapat berperan sebagai penjamin kredit perbankan kepada peternak sapi. "Menjamin pihak perbankan, karena para peternak sapi kurang bankable sehingga didukung penjaminan dari Jamkrida," terang Firdaus.
OJK juga tengah mendorong dan mengembangkan asuransi untuk sapi ternak. Skemanya, mempertanggungkan sapi. Ketika sapi sakit, hilang, kecelakaan atau mati, peternak mendapat uang santunan. Sampai saat ini, sudah ada konsorsium asuransi ternak sapi. Konsorsium itu dipimpin Jasindo dengan anggota Bumida, Asuransi Raya dan Asuransi Tripakarta.
Dengan dukungan asuransi dan lembaga penjaminan seperti Jamkrida, Indonesia diharapkan tak tergantung lagi dengan impor sapi.
Secara finansial, kemampuan Jamkrida untuk menjamin kredit juga cukup lumayan. Ambil contoh Jamkrida Jawa Barat, yang kini memiliki modal mencapai Rp 75 miliar.
Pada Desember nanti, modalnya bakal bertambah menjadi Rp 100 miliar. "Penjaminan kredit hingga September mencapai Rp 240 miliar," ungkap Direktur Utama Jamkrida Jabar, HM Syahrul Davi.
Sedangkan Jamkrida Bali membukukan outstanding penjaminan kredit mencapai Rp 800 miliar dengan jumlah 7.000 nasabah. "Hingga September tahun ini, kami menjamin Rp 300 miliar. Pada akhir tahun, kami menargetkan nasabah 10.000 nasabah," ujar I Ketut Widiana Karya, Direktur Utama Jamkrida Bali.
Demi menggenjot kinerja, Jamkrida Bali menggandeng sejumlah lembaga, seperti BPD Bali, 16 BPR dan satu modal ventura. "Kami perusahaan baru. Banyak hal yang harus dipelajari untuk meningkatkan kualitas pelayanan," kata Widiana.
Modal Jamkrida Bali tahun ini Rp 35 miliar dengan total aset Rp 60 miliar dan laba bersih Rp 200 juta per September 2013. Perusahaan ini menargetkan laba 2013 mencapai Rp 300 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News