kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.662.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.280   55,00   0,34%
  • IDX 6.743   -132,96   -1,93%
  • KOMPAS100 996   -6,22   -0,62%
  • LQ45 785   7,24   0,93%
  • ISSI 204   -4,64   -2,22%
  • IDX30 407   4,40   1,09%
  • IDXHIDIV20 490   7,18   1,49%
  • IDX80 114   0,52   0,46%
  • IDXV30 118   0,81   0,69%
  • IDXQ30 135   1,91   1,44%

Jamsostek Kantongi Cuan Rp 51,3 Triliun di 2024, Intip Portofolio Investasinya


Sabtu, 08 Februari 2025 / 15:58 WIB
Jamsostek Kantongi Cuan Rp 51,3 Triliun di 2024, Intip Portofolio Investasinya
ILUSTRASI. BPJS Ketenagakerjaan menegaskan komitmennya untuk memberikan perlindungan bagi pengusaha di sektor jasa konstruksi. Di tengah kondisi tersebut, hasil investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan alias BP Jamsostek naik 11%.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Volatilitas mewarnai pasar modal pada tahun lalu. Di tengah kondisi tersebut, hasil investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan alias BP Jamsostek naik 11%.

Sepanjang tahun 2024, Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun menyebut, pihaknya mencatatkan hasil investasi Dana Jaminan Sosial (DJS) sebesar Rp 51,36 triliun.

Meski kondisi pasar saham cukup menantang, hasil investasi badan sosial tersebut masih meningkat karena terdorong investasi di keranjang pendapatan tetap.

Baca Juga: Diantara Portofolio Investasi Ini, Aset Kripto Paling Cuan di Sepanjang 2024

Instrumen surat utang, baik obligasi negara maupun korporasi, masih menjadi tempat parkir dana terbesar, dengan porsi sekitar 75%. Sementara sisanya tersebar di sejumlah instrumen lain, mulai dari deposito, saham, reksadana dan penyertaan langsung.

Ini tak lepas dari strategi dalam mengelola portofolio investasi yang menerapkan liability driven investing. Sehingga BPJS Ketenagakerjaan bisa menjaga pemenuhan kewajiban kepada peserta meski pasar saham tak stabil.

"Kami mengutamakan ketersediaan dana dan hasil yang memadai untuk memastikan pemenuhan liabilitas, baik jangka pendek maupun jangka panjang," kata Oni, Jumat (7/2).

Baca Juga: Rajin Koleksi Saham Perusahaan Warren Buffett, Intip Portofolio Yayasan Bill Gates

Selain itu, pengelolaan investasi dilakukan secara aktif dan dinamis, menyesuaikan proporsi alokasi aset investasi, sesuai tingkat return yang atraktif dan potensi imbal di masa depan.

Dengan strategi ini, Oni bilang, secara total pihaknya membukukan yield on investment sekitar 6,84% sepanjang 2024. "Untuk 2025 kami masih menunggu dari regulator dalam penetapan target return DJS," kata Oni.

Dukungan regulasi

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menilai kinerja investasi BPJS Ketenagakerjaan selama ini masih belum optimal. Investasi pada instrumen berbasis ekuitas seharusnya bisa lebih dimaksimalkan.

Sebab, Timboel menyebut, saham dan reksadana berpotensi memberi imbal hasil yang lebih besar dibanding surat utang.

Baca Juga: Ini Portofolio Investasi yang Cuan dari Pemilu Presiden AS

Namun untuk merealisasikannya, dibutuhkan dorongan dari sisi regulasi. "Diharapkan di tahun 2025 ada kebijakan untuk menambah portofolio di saham dan reksadana, tentunya dengan tetap menjaga kehati-hatian," ujar Timboel.

Peluang masuk ke instrumen yang lebih beragam juga dinilai perlu untuk dibuka. Misalnya investasi logam mulia hingga berinvestasi di pasar modal luar negeri, untuk meningkatkan peluang mendapatkan hasil investasi yang lebih besar.

Selanjutnya: IHSG Tersungkur 5,16% Sepekan, Simak Proyeksi Analis untuk Pekan Depan

Menarik Dibaca: 5 Ciri-Ciri Rambut Sehat, Salah Satunya Mudah Disisir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×