Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) masih menghitung nominal klaim akibat gangguan satelit Telkom I pada akhir bulan lalu. Jasindo memastikan bahwa nilai klaim yang akan dibayarkan tidak akan mengganggu likuiditas.
Sekretaris Perusahaan Jasindo Yuko Gunawan belum dapat memastikan klaim yang akan dibayarkan Jasindo atas ganguan layanan satelit Telkom. Namun Yuko menegaskan bahwa besaran klaim yang ditanggung atas kejadian tersebut tidak akan besar.
Sebab usia Satelit Telkom I sudah lebih dari 15 tahun. "Ada perbedaan umur satelit yang ditanggung risikonya. Jika satelit baru, tentu nilai klaimnya tinggi. Tapi karena ini sudah lama, maka nilainya turun. Nilai tidak akan besar," kata Yuko Senin (4/9).
Atas dasar tersebut, pembayaran klaim satelit Telkom I tidak akan mengganggu kondisi finansial Jasindo. Apalagi, Jasindo juga telah diberikan hak jaminan perlindungan dari perusahaan reasuransi.
Sebagaimana diketahui, Jasindo merupakan satu-satunya perusahaan asuransi yang menjadi penanggung atas risiko satelit Telkom. BUMN asuransi ini memberikan perlindungan atas asuransi satelit, karena pasar asuransi satelit saat ini terbilang cerah. Apalagi kebutuhan perusahaan keuangan dan telekomunikasi untuk memiliki satelit cukup tinggi.
Tahun lalu, Jasindo juga menjadi pemimpin konsorsium asuransi satelit milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) yakni Brisat. Nilai pertanggungan satelit Brisat mencapai US$ 200 juta.
Dalam catatan KONTAN, Jasindo menargetkan kontribusi premi dari lini bisnis satelit bisa mencapai 15%20% dari total perolehan premi.
Disisi lain, premi Jasindo per Agustus 2017 sudah mencapai 60,34% dari target sampai akhir tahun yang sebesar Rp 5,8 triliun. Secara nominal, premi Jasindo per Agustus 2017 mencapai Rp 3,5 triliun. Jumlah itu lebih kecil Rp 200 miliar-Rp 300 miliar ketimbang Agustus tahun 2016.
Penurunan premi karena adanya seleksi risiko yang lebih baik. "Meski premi turun, pendapatan kami masih naik," imbuh Yuko.
Dari total pendapatan premi tersebut, portofolio Jasindo masih didominasi dari korporasi sebesar 70%. Sisanya lini bisnis ritel sebesar 30%.
Dari premi segmen korporasi, sebanyak 80% Jasindo mendapatkannya dari BUMN. Jasindo berupaya menggenjot kontribusi dari bisnis ritel meningkat dari 30% menjadi 40% dengan meningkatkan layanan ke konsumen lewat layanan contact center.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News