Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Jelang Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan pada hari ini (24/3), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dibuka turun 1,35% ke level Rp 3.650.
Penurunan ini terjadi di tengah laju IHSG yang sedang mengalami penurunan di sesi pertama pagi ini. Saham BRI pun ditutup melemah 2,43% ke level Rp 3.610 per saham di akhir perdagangan sesi pertama hari ini.
Adapun gelaran RUPST hari ini memiliki 10 agenda, mulai dari pergantian direksi maupun komisaris, juga pembahasan kinerja keuangan BRI.
Pertama, yaitu persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasian perseroan, persetujuan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris serta pengesahan laporan keuangan program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Tahun Buku 2024.
Kedua, Penetapan Penggunaan Laba Bersih BRI untuk Tahun Buku 2024. Adapun laba BBRI untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 sebesar Rp 60,15 triliun. Laba bersih tersebut akan digunakan untuk dividen dan laba ditahan.
Rencananya, BRI akan membagikan dividen dengan payout ratio sekurang-kurangnya sebesar 85%, termasuk dividen interim yang telah dibayarkan. Jika diakumulasikan, BRI berpotensi membagikan dividen Rp 51,1 triliun jika rasio pembayaran dividen 85%.
Baca Juga: Dukung Asta Cita, BRI Teken MoU Dengan Himpunan Kawasan Industri
Ketiga, adalah penetapan gaji/honorarium berikut fasilitas dan tunjangan tahun buku 2025, serta tantiem/insentif kinerja/insentif khusus atas kinerja tahun buku 2024 dan/atau Insentif jangka panjang periode tahun 2025-2027, untuk Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
Keempat yaitu penunjukan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasian perseroan tahun buku 2025 serta laporan keuangan program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk tahun buku 2025.
Kelima adalah laporan realisasi penggunaan dana Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Tahap III Bank BRI Tahun 2024. Realisasinya mencapai Rp 2.495.193.000.000.
Keenam adalah persetujuan pengkinian Rencana Aksi Pemulihan (Recovery Plan) BRI. Sebelumnya perseroan telah membuat Recovery Plan tahun 2017 meliputi asesmen materialitas, penentuan opsi pemulihan dansimulasi stress test dengan berbagai skenario.
Ketujuh yakni penetapan plafon (limit) hapus tagih atas piutang pokok macet yang telah dihapusbuku. Hal ini sebagai implementasi Peraturan Pemerintah (PP) No 47 Tahun 2024.
Kedelapan yaitu persetujuan atas rencana pembelian kembali saham (buyback) dan pengalihan saham hasil buyback yang disimpan sebagai saham treasuri (treasury stock) perseroan. Jumlah nilai seluruh buyback diperkirakan sebesar-sebesarnya Rp 3 triliun dan akan diselesaikan paling lama 12 bulan sejak tanggal Rapat. Pengalihan saham hasil buyback tersebut sesuai ketentuan POJK 29/2023.
Kesembilan adalah perubahan Anggaran Dasar perseroan, dalam rangka penyesuaian dengan peraturan perundang – undangan antara lain Peraturan OJK No 17 Tahun 2023.
Agenda terakhir, yakni terkait perubahan susunan pengurus perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna. Direksi dan Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon yang diajukan oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.
Direktur Utama Sunarso yang telah menduduki posisi puncak pimpinan bank pelat merah itu sejak September 2019 lalu berpotensi diganti.
Menjelang RUPS, terdapat tiga nama yang disebut-sebut berpotensi menggantikan Sunarso. Mereka adalah Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi, dan Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Alexandra Askandar.
Sumber Kontan menyebut, di antara ketiga nama, sosok Hery memiliki kans lebih besar untuk menggantikan Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News