kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kejar syarat modal minimum Rp 2 triliun, bank cilik berlomba gelar rights issue


Rabu, 04 Agustus 2021 / 17:34 WIB
Kejar syarat modal minimum Rp 2 triliun, bank cilik berlomba gelar rights issue
ILUSTRASI. Karyawan dan karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank cilik terus melakukan penguatan modal dengan cara rights issue di tengah pandemi. Hal ini menjadi salah satu cara memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12/POJK. 03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum agar bank memiliki modal inti minimum Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun di akhir 2022. 

Terdapat 13 bank masih masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun hingga Juni 2021. Mereka adalah BGTG, BNBA, BACA, BBYB, BBHI, AMAR, BBSI, BINA, BCIC, BMAS, BSWD, BVIC, dan AGRS. Sejumlah bank telah menyatakan akan melakukan penguatan modal dengan skema rights issue

PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) memastikan menggelar penguatan modal dengan rencana penawaran umum terbatas (PUT) IV. Bank Capital berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya saham 20 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham. 

Oleh sebab itu, Bank Capital akan meminta restu kepada para pemegang saham pada RUPS Luar Biasa yang akan digelar pada 25 Agustus 2021 mendatang. Hingga Juni 2021, Bank Capital memiliki modal inti Rp 1,51 triliun naik dari posisi yang saham tahun lalu Rp 1,39 triliun.

Baca Juga: Sejahtera Bintang Abadi (SBAT) berniat rights issue dengan target Rp 130 miliar

“Tetap akan dilakukan tahun ini untuk memenuhi ketentuan OJK melalui Right Issue,” ujar Direktur Utama Bank Capital Wahyu Aji Dirut kepada KONTAN pada Selasa (3/8).

Setelah pelaksanaan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), maka Pemegang Saham Perseroan yang tidak menggunakan HMETD, persentase kepemilikan sahamnya dalam Perseroan akan terdilusi sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 73,86%, apabila seluruh HMETD yang diterbitkan Perseroan terlaksana oleh pemegang HMETD yang berhak.

Hingga paruh pertama 2021, pemegang saham Bank Capital terdiri dari PT. Inigo Global Capital mengampit 14,71% dari total saham beredar. Lalu PT Delta Indo Swakarsa sebanyak 13,96% dan PT Asuransi Simas Jiwa sebesar Rp 10,94%. Sedangkan publik memiliki 60,39% dari total saham.

Selain itu, ada PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang baru saja merampungkan PUT IV dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 426 juta saham atau setara Rp 127,9 miliar. Lantaran PUT IV dengan HMETD kelebihan pemesanan hingga 426 juta lembar saham baru. 

Baca Juga: Penuhi ketentuan modal inti, Bank Capital pastikan bakal gelar rights issue

Efek yang ditawarkan dalam PUT IV ini sebanyak 832.724.404 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp 300 untuk setiap saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Perseroan dalam rangka PUT IV ini sebesar Rp 249,82 miliar. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×