kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejar syarat modal minimum Rp 2 triliun, bank cilik berlomba gelar rights issue


Rabu, 04 Agustus 2021 / 17:34 WIB
Kejar syarat modal minimum Rp 2 triliun, bank cilik berlomba gelar rights issue
ILUSTRASI. Karyawan dan karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

Saat ini, Bank Neo tegah melakukan persiapan PUT V dengan memberikan HMETD sejumlah sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham. Juga PUT VI dengan HMETD kepada para pemegang saham PUT VI dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham.  

Seiring penguatan modal ini, PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku) sebagai salah satu pemegang saham pun akan mengambil alih BBYB dan menjadi pemegang saham pengendali setelah pelaksanaan PUT III. Hal tersebut akan dilakukan pada Oktober 2021 setelah keluarnya izin OJK  dalam Surat Nomor SR-16/PB.1/2021 yang dikeluarkan pada tanggal 26 Juli 2021.

Aksi pengambilalihan ini terjadi karena Akulaku saat ini menjadi pemegang saham terbesar dengan porsi 24,98%. Adapun jumlah saham yang dipegang sebanyak 1.872.177.646 saham. Akulaku pertama kali masuk di BBYB pada awal tahun 2019 dengan mengakuisisi 8,9% saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (nama sebelumnya dari Bank Neo Commerce) dari PT Gozco Capital pada harga Rp 338 per saham dengan nilai total Rp 158 miliar.

Baca Juga: Sejahtera Bintang Abadi Textile (SBAT) bidik penjualan Rp 200 miliar di akhir tahun

Lalu ada PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) akan melakukan PUT II dengan HMETD dengan merilis 344,78 juta saham nilai nominal Rp 100 per saham. Sekretaris perusahaan Paulus Tanujaya bilang jumlah itu setara dengan 14,37% dari modal disetor perseroan.

Bank yang disokong peer to peer lending Kredivo ini akan menggunakan dana hasil rights issue ini seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan demi memenuhi ketentuan modal inti OJK dan sebagai tambahan modal kerja dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.

Kredivo atau FinAccel Teknologi Indonesia saat ini mempunyai kepemilikan saham sebesar 24%. FinAccel juga tengah bersiap untuk melakukan IPO di bursa Nasdaq melalui skema SPAC.

Adapun Ban Ina Perdana (BINA) juga berencana merilis saham baru sebanyak-banyaknya 2 miliar dengan nilai Rp 100 per lembar saham pada PUT III. Sekretaris Perusahaan BINA Ria Sari Sidabutar bilang dana yang terkumpul setelah dikurangi biaya-biaya terkait PUT III akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja pengembangan usaha perseroan.

Selanjutnya: Analis kompak rekomendasikan beli saham Bank BTN (BBTN), simak ulasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×