Reporter: Agustinus Respati | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance mencatat pembiayaan syariahnya naik 44% secara year on year (yoy) per Juli 2019.
"Sampai Juli 2019, pembiayaan syariah kami sebesar Rp 1,3 triliun. Angka ini naik 44% dari angkanya tahun lalu sebesar Rp 900 miliar. Sementara, posisi aset pembiayaan syariah setara dengan Rp 4,1 triliun," kata Presiden Direktur Adira Finance, Hafid Hadeli, Senin (9/9).
Lepas sebulan dari semester I-2019, pembiayaan syariah Adira telah naik Rp 200 miliar.
Kontan.co.id mencatat, pada semester I-2019 pembiayaan syariah Adira ada di angka Rp 1,1 triliun.
Baca Juga: Hari pelanggan, Adira Finance undang pelanggan dan kenalkan Autocillin Mobile Claim
Pihaknya mengatakan, pembiayaan baru sepanjang tahun 2019 relatif tidak tumbuh seperti yang diharapkan. Hal ini karena penjualan mobil baru relatif turun.
Untuk sektor syariah, Adira menargetkan pembiayaan mencapai Rp 2,5 triliun sampai akhir tahun. Harapannya aset pembiayaan masih dalam kisaran Rp 4 triliun atau naik 43% yoy. Saat ini pembiayaan syariah berkontribusi sebesar 8% dari semua piutang yang dikelola.
Menghadapi semester II-2019, Adira berharap kondisi kian kondusif. Penurunan tingkat suku bunga dan ekonomi makro yang kondusif pasca pilpres diharap menjadi sentimen positif. Dus, pembiayaan terhadap konsumen bisa terdorong.
Demi mencapai target tersebut, Adira akan terus meningkatkan kerjasama dengan diler. Pihaknya juga meningkatkan program penjualan terhadap konsumen secara langsung. Pihaknya juga terus melakukan perbaikan proses dan automasi kredit.
Baca Juga: Sampai semester I 2019, premi Adira Insurance tumbuh 10%
Selain itu, Adira akan membuka saluran distribusi baru baik secara offline maupun digital.
Catatan saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan syariah multifinance masih dalam tren penurunan. OJK mencatat per Juli 2019 pembiayaan syariah sebesar Rp 17,08 triliun. Angka ini turun 25,64% dari pembiayaan per Juli 2018 sebesar Rp 22,97 triliun.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyampaikan, sepanjang tahun ini pembiayaan konvensional dan syariah sedang dalam likuiditas yang ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News