Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
James menambahkan, selama 2020, CPNE LPEI dilaksanakan secara virtual dengan mengikutsertakan UMKM yang tersebar di wilayah Yogyakarta, Makassar, dan Kalimantan.
Meski dilakukan secara virtual, LPEI mampu melahirkan 21 eksportir baru di mana empat di antaranya berasal dari Wilayah Indonesia Timur. Ke 21 eksportir baru binaan LPEI ini bergerak di berbagai sektor yang diantaranya furnitur serta makanan dan minuman.
“Pandemi Covid-19 bukan halangan bagi kami untuk tetap menjalankan program CPNE sebagai salah satu mandat dan dukungan LPEI kepada segmen UMKM berorientasi ekspor. Dalam hal ini, kami memberikan pendampingan agar para pelaku UMKM tetap dapat mempertahankan bisnisnya bahkan diharapkan mampu melakukan ekspor perdana,” tuturnya.
Baca Juga: Akselerasi ekonomi, LPEI dan BCA teken kerjasama perjanjian penjaminan pemerintah
Di 2021, LPEI berencana akan melaksanakan program CPNE di tiga kota, yaitu Medan, Surakarta, dan Bali dengan materi pelatihan berupa mekanisme ekspor, penyusunan laporan keuangan hingga akses pembiayaan ekspor. Dalam waktu dekat, CPNE akan dimulai bulan Maret 2021 di kota Surakarta.
’’Kami berharap pandemi akan segera berakhir dan pendampingan UMKM bisa dilakukan secara langsung dan tatap muka sehingga bisa lebih optimal,” jelas D. James Rompas.
Selain pendampingan dan pelatihan, program CPNE juga akan mengikutsertakan UMKM terpilih untuk mengikuti pameran berskala internasional seperti Trade Expo Indonesia.
Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada pelaku usaha dengan calon pembeli dari luar negeri secara langsung. Program ini juga dipastikan tidak akan dipungut biaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News