Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) yang memiliki tenor panjang, tentu saja memerlukan pendanaan jangka panjang.
Namun bank-bank pemain KPR belum berminat untuk mencari pendanaan jangka panjang dan tetap mengandalkan sumber dana pihak ketiga (DPK).
Misalnya saja Bank Negara Indonesia (BNI). Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo menuturkan, pihaknya tidak memiliki rencana untuk mencari pendanaan jangka panjang, baik itu obligasi maupun sekuritisasi aset KPR.
"Karena sumber pendanaan internal masih memadai," ucap Anggoro kepada KONTAN, Selasa (17/11).
Selain itu, Anggoro mengaku, BNI sudah punya strategi pendanaan sendiri untuk mengembangkan bisnis KPR.
Pertama, menyasar pada potensi pasar di daerah-daerah yang sedang berkembang secara ekonomi dan investasi.
Kedua, menyasar potensi konsumen berpenghasilan tetap di institusi pemerintah, BUMN/BUMD, dan korporasi swasta.
"Ketiga, kami juga memprioritaskan first consumer," imbuh Anggoro.
Anggoro memprediksi, permintaan kredit pemilikan properti belum banyak berubah. Bank dengan kode emiten BBNI ini menargetkan pertumbuhan KPR selama sisa bulan terakhir tahun 2015 ini berkisar 7%-8%.
Dengan demikian, sampai dengan akhir tahun ini, perseroan memperkirakan pertumbuhan kredit BNI Griya dapat mencapai target pertumbuhan sebesar 7%.
Anggoro bilang, pertumbuhan kredit BNI Griya sampai dengan sembilan bulan pertama tahun 2015 ini masih di level 2%. “Namun per Oktober ini sudah mengalami pertumbuhan menjadi 4,5%,” kata Anggoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News