CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Kementerian BUMN kebut konsolidasi sektor keuangan


Jumat, 13 November 2020 / 21:28 WIB
Kementerian BUMN kebut konsolidasi sektor keuangan
ILUSTRASI. Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN bergegas untuk mensinergikan sejumlah perusahaan pelat merah. Setelah beberapa aksi rampung atau telah diumumkan pada Oktober lalu, kini mengemuka lagi rencana sinergi perusahaan BUMN di segmen pembiayaan mikro yakni PT Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani.

Sebelumnya telah rampung pembentukan holding asuransi di bawah komando PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang menjelma jadi Indonesia Financial Group (IFG). Setelahnya juga diumumkan rencana penggabungan usaha tiga bank entitas bank pelat merah yakni PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah.

Aksi konsolidasi perusahaan pelat merah memang tengah digeber Kementerian. Apalagi Menteri BUMN Erick Thohir Mei lalu bilang beleid terkait konsolidasi BUMN juga baru diteken Presiden Joko Widodo. 

Sementara kepada KONTAN belum lama ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga bilang seluruh aksi korporasi yang dilakukan untuk mensinergikan sejumlah ekosistem bisnis perusahaan pelat merah yang memiliki segmen serupa.

Baca Juga: Akan bentuk holding bareng BRI, Pegadaian: Masih dalam kajian

“Ini berhubungan dengan ekosistem bisnis, dan sudah dirancang sejak tahun lalu,” katanya. 

Transformasi BPUI menjadi IFG yang efektif pada Maret 2020 jadi langkah awal. IFG yang memimpin holding sejumlah perusahaan asuransi, dan penjaminan BUMN mencatat lonjakan aset dari Rp 4,7 triliun menjadi Rp 72,5 triliun. 

Tambahan berasal dari sembilan entitas perusahaan pelat merah yang dikonsolidasikan ke IFG. Ada tiga kluster yang dibentuk, pasar modal yakni Bahana TCW Invesment Management, Bahana Kapital Investasi, Bahana Sekuritas, Graha Niaga Tata Utama, Bahana Artha Ventura dan Bahana Mitra Investasi.

Kemudian kluster asuransi umum dan penjaminan dari Askrindo, Jasindo, dan Jamkrindo. Serta terakhir kluster asuransi jiwa dan kesehatan melalui IFG Life yang menerima limpahan portoflio dari Asuransi Jiwasraya. 

Adapun oktober lalu rencana penggabungan usaha tiga bank syariah entitas bank pelat merah juga mengemuka. Ini salah satu rencana besar Kementerian BUMN buat menghadirkan bank syariah terbesar di Indonesia sekaligus berskala dunia. 

“Tujuan merger untuk memiliki bank syariah yang besar, dan berdaya saing global. Bank hasil merger juga bisa masuk 10 bank terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar di dunia,” kata Ketua Tim Project Management Office Hery Gunardi. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×