kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan upah naikkan beban multifinance


Selasa, 08 Januari 2013 / 07:02 WIB
Kenaikan upah naikkan beban multifinance
ILUSTRASI. Aktivitas pertambangan PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC).


Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Gelombang tuntutan kenaikan upah membuat pelaku industri pembiayaan atau multifinance gelisah. Mereka mengaku kenaikan upah pekerja akan menaikkan biaya operasional perusahaan, sebab multifinance adalah industri padat karya.


Contohnya, PT Federal International Finance (FIF), saat ini memiliki pekerja berjumlah sekitar 18.000 orang di seluruh Indonesia. Sedangkan PT Adira Dinamika Multifinance (Adira) memiliki 29.000 pekerja dan PT Indomobil Finance Indonesia memiliki 2.000 karyawan.


Kenaikan biaya operasional menjadi pukulan tersendiri bagi industri multifinance, sebab sebelumnya industri ini juga harus berhadapan dengan aturan kenaikan uang muka kredit kendaraan bermotor, yang membuat bisnis mereka melesu.


Willy S Dharma, Direktur Utama Adira Finance, mengakui besarnya biaya tenaga kerja di industri multifinance. Dia menyebut, rata-rata biaya tenaga kerja di multifinance mencapai 70% seluruh beban operasional.


Senada diungkapkan Suhartono, Direktur Utama FIF. Menurutnya kenaikan UMP secara otomatis akan membuat bengkak beban operasional perusahaan.


Manfaatkan teknologi


Suhartono bilang, beban operasional tenaga kerja yang cukup besar mendorong multifinance lebih memanfaatkan teknologi. Walaupun di awal pengembangan sistem teknologi membutuhkan dana besar, namun akan terasa lebih efektif untuk produktivitas perusahaan.


Pengembangan teknologi informasi (IT) telah dilakukan FIF sejak 2006. Oleh karena itu, perusahaan ini bisa menghemat biaya operasional walau ada kenaikan upah yang cukup tinggi. "Beban operasional sempat naik. Besarnya tidak sampai 30%," ujar Suhartono, Senin (7/1).


Dengan jaringan IT yang handal, FIF tidak perlu lagi memiliki tim survey di dealer-dealer motor karena menggunakan sistem scoring.
Pengembangan IT juga dilakukan Indomobil Finance Indonesia. Gunawan, Direktur Utama Indomobil Finance mengatakan, selain pengembangan IT, pihaknya untuk sementara waktu juga akan menahan rencana ekspansi kantor cabang.


Indomobil berusaha memaksimalkan kontribusi kantor yang sudah ada yang saat ini mencapai 212 kantor cabang di seluruh Indonesia. "Pengembangan IT di seluruh kantor cabang kami. Ini sebagai langkah untuk menekan terjadinya human error," kata Gunawan.


Gunawan menambahkan, sampai saat ini beban operasional perusahaan belum melonjak drastis karena baru DKI Jakarta yang efektif menaikan upah minimum provinsi (UMP). Namun jika kenaikan upah terjadi di seluruh daerah di Indonesia, maka beban operasional multifinance akan membengkak.


Walau beban naik, kenaikan upah diharapkan membuat dana beli masyarakat meningkat, sehingga potensi bisnis pembiayaan terdongkrak. "Akan muncul masyarakat kelas menengah sehingga  ada kenaikan penjualan kendaraan," ujar Gunawan. Menurut Willy, kenaikan UMP belum tentu menaikkan bisnis jika diikuti inflasi tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×