kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.293   5,00   0,03%
  • IDX 7.944   80,90   1,03%
  • KOMPAS100 1.121   13,55   1,22%
  • LQ45 828   12,88   1,58%
  • ISSI 268   1,93   0,73%
  • IDX30 428   6,18   1,46%
  • IDXHIDIV20 493   6,15   1,26%
  • IDX80 124   1,66   1,35%
  • IDXV30 130   1,27   0,99%
  • IDXQ30 138   1,81   1,33%

BCA Buka Suara Terkait Isu Pengambilalihan 51% Saham Oleh Pemerintah


Rabu, 20 Agustus 2025 / 14:02 WIB
BCA Buka Suara Terkait Isu Pengambilalihan 51% Saham Oleh Pemerintah
ILUSTRASI. Belakangan ini muncul kabar terkait rencana pemerintah untuk mengambilalih 51% saham BCA


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akhirnya buka suara terkait adanya isu terkait potensi pemerintah untuk mengambil alih 51% saham bank swasta tersebut. Di mana, rencana ini terkait dengan utang BLBI pada masa lampau.

Menanggapi isu yang beredar, Corporate Secretary BCA I Ketut Alam Wangsawijaya dalam keterbukaan informasi BEI yang dirilis hari ini (20/8/2025) mengungkapkan bahwa terkait informasi adanya utang BCA kepada negara senilai Rp 60 triliun dan diangsur Rp 7 triliun setiap tahunnya adalah tidak benar. 

Ia menjelaskan bahwa di dalam neraca, BCA memang memiliki aset obligasi pemerintah senilai Rp 60 triliun. Namun, keseluruhan utang tersebut telah selesai pada tahun 2009 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selanjutnya, ia menegaskan informasi yang menyebutkan bahwa pembelian 51% saham BCA tersebut senilai sekitar Rp 5 triliun karena nilai pasar BCA saat itu mencapai Rp 117 triliun merupakan informasi yang tidak benar.

Baca Juga: BCA Cetak Laba Rp 34,7 Triliun per Juli 2025, Naik 10,54%

“Angka Rp 117 triliun yang sering disebut dalam narasi merujuk pada total aset BCA, bukan nilai pasar perusahaan saat itu,” tegasnya.

Ia menambahkan, nilai pasar ditentukan oleh harga saham perusahaan di bursa efek, dikalikan dengan jumlah total saham yang beredar.

Seiring BCA yang sudah melaksanakan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2000, ia bilang harga saham BCA terbentuk berdasarkan mekanisme pasar.

Pada saat proses strategic private placement dilakukan, nilai pasar BCA berdasarkan harga saham rata-rata di Bursa Efek Indonesia adalah sekitar Rp10 triliun. Angka inilah yang menjadi acuan valuasi saat transaksi berlangsung, bukan sekitar Rp117 triliun. 

“Dengan demikian, nilai akuisisi 51% saham oleh konsorsium FarIndo yang menang melalui tender, merupakan cerminan dari kondisi pasar saat itu,” ujarnya.

 

Terakhir, ia pun menegaskan tender dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) secara transparan dan akuntabel.

Sebagai informasi, sejalan dengan isu yang beredar ini, pergerakan saham BCA dalam dua hari ke belakang mengalami koreksi. Pada perdagangan akhir sesi pertama hari ini (20/8/2025) saham BCA ditutup melemah 1,47% menjadi Rp 8.375 per saham

Selanjutnya: Tren Investasi Hulu Migas Positif, Momentum Dorong Revisi UU Migas yang Lama Mangkrak

Menarik Dibaca: Hujan Lebat di Banyak Provinsi, Simak Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (21/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×