Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
BRI juga mencatatkan pertumbuhan FBI dari kredit sindikasi dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, pihaknya memproyeksikan FBI dari sektor ini sampai akhir tahun akan tumbuh sekitar 8%-9% secara YoY sejalan dengan pertumbuhan kredit sindikasi perseroan.
"Kami optimistik dengan prospek kredit sindikasi pada kuartal IV ini seiring dengan pemulihan ekonomi, tren kenaikan harga energi dan komoditas serta mulai beroperasinya proyek proyek besar," kata Aestika pada Kontan.co.id, Rabu (2/11).
Oleh karena itu, partisipasi perseroan dalam pembiayaan kesepakatan sindikasi sepanjang tahun ini diperkirakan akan tumbuh sekitar 9%-10% YoY.
Aestika bilang, perseroan saat ini sedang menangani tiga pipeline sindikasi dari sektor pertambangan dan agribisnis.
Baca Juga: Berkat Holding Ultra Mikro, 2,2 Juta Nasabah KUR Mikro BRI Diyakini Bisa Naik Kelas
Sementara Hera F Haryn EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA menjabarkan bahwa pihaknya sudah mengelola kredit sindikasi hampir sebesar Rp 100 triliun per Oktober 2022. Porsi partisipasi perseroan tercatat mencapai Rp 19 triliun.
"BCA berkomitmen untuk mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit sindikasi untuk proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi dan kelistrikan." kata Hera.
Ia menambahkan, pihaknya melihat prospek kredit sindikasi hingga akhir tahun akan lebih baik mengingat banyaknya permintaan untuk refinancing dan permintaan baru.
Hingga saat ini ada beberapa pipeline sindikasi yang ditangani BCA di bidang infrastruktur, tambang, properti, agribisnis dan telekomunikasi.
Hera bilang, BCA akan turut berpartisipasi dalam pembiayaan proyek infrastruktur dengan mempertimbangkan faktor risk appetite, posisi likuiditas dan modal serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA.
Baca Juga: Laba BNI (BBNI) Melompat 76,8% Jadi Rp 13,7 triliun hingga Kuartal III
Namun, ia tidak merinci besaran FBI yang sudah dikantongi BCA sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini dari kredit sindikasi.
Kesepakatan kredit sindikasi perbankan sepanjang tahun ini berasal dari berbagai sektor mulai dari energi, tambang, smelter, perkebunan sawit, infrastruktur jalan tol, keuangan, pelayaran, serta industri.
Adapun contoh proyek sindikasi diantaranya ke Medco Global Pte ltd US$ 450 juta, Sindikasi ke Pertamina US$ 1,19 miliar, PLN US$ 1,69 miliar, Medco Daya Pratama US$ 380 juta, Bumi Mineral Sulawesi US$ 127,7 juta, Halmahera Feronikel US$ 530 juta.
Kemudian Ceria Metalindo Prima US$ 277,6 juta, Amman Mineral Industri US$ 1,25 miliar, Freeport Indonesia US$ 3 miliar, Centratama Telekomunikasi US$ 848,5 juta, Saptaindra Sejati US$ 350 juta, Tol Jasamarga Pandaan Malang US$ 258,4 juta, Pejagan Pemalang Tol Road US$ 326,6 juta dan lain-lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News