Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Harris Hadinata
JAKARTA. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) mengkhawatirkan pengaruh krisis Yunani dan negara-negara Eropa lain terhadap pasar saham Indonesia. Sebab, sekitar 15% pengelolaan dana pensiun diinvestasikan di pasar saham.
"Krisis Yunani yang terjadi belakangan ini sedikit banyak akan mempengaruhi pasar saham," ujar Ketua ADPI Djoni Rolindrawan di Jakarta, Senin (14/6). Padahal, setelah terkena krisis beberapa waktu lalu, ekonomi global sudah mulai pulih sejak paruh kedua 2009 hingga kuartal pertama tahun ini. Hal itu turut membantu mendongkrak hasil investasi dan pertumbuhan pengelolaan aset dana pensiun.
Alhasil, ADPI hanya berani mematok pertumbuhan aset pada 2010 ini sebesar 17% dibanding tahun lalu yang berkisar Rp 98 triliun. Lebih rinci, Djoni menjelaskan pihaknya berharap bisa meningkatkan aset hingga 10% dari imbal hasil investasi, dan sisanya 7% diperoleh dari pertambahan iuran baru.
Target pertumbuhan tersebut memang lebih rendah ketimbang pertumbuhan aset tahun sebelumnya yang mampu melampaui 20%. “Tetapi, itu karena, pertumbuhan asetnya dari 2007 ke 2008 negatif,” imbuh Djoni.
Kekhawatiran terhadap krisis Yunani juga disampaikan Direktur Kepesertaan Dana Pensiun Telkom Totok Subiyanto. Pasalnya, sekitar 28% dari keseluruhan dana kelolaan Dapen Telkom diinvestasikan di pasar saham. “60% pengelolaan dapen diinvestasikan melalui SUN, Obligasi, dan Reksadana. Kurang dari 10% diinvestasikan melalui deposito, dan di bawah 5% melalui sektor riil. Sisanya, sekitar 28% itu diinvestasikan melalui saham,” katanya.
Kendati begitu, Totok optimistis, hasil investasi dan kinerja pengelolaan yang cukup baik bakal menggenjot pertumbuhan investasi Dapen Telkom tahun ini sedikitnya 12% ketimbang tahun sebelumnya. Sebagai informasi, 2009 lalu, Dapen Telkom berhasil membukukan, total aset dapen kelolaannya mencapai Rp 11,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News