Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuatnya nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang lainnya semakin diburu masyarakat. Termasuk pada produk simpanan valuta asing (valas) di perbankan, baik tabungan, giro, hingga deposito.
PT CIMB Niaga mencatatkan dolar Amerika Serikat saat ini menjadi mata uang yang paling banyak dipilih oleh nasabah. Noviady Wahyudi, Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk menyatakan mata uang lainnya yang mendominasi ialah euro dan dolar Singapura.
Bank bersandi saham BNGA ini telah menyesuaikan bunga simpanan untuk menangkap peluang penambahan simpanan Valas khususnya US$. Noviady menyatakan asalan penyesuaian ini sebagai bentuk assessment kondisi pasar di mana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga acuan.
“Dengan penyesuaian bunga simpanan Valas, kami berharap dapat menangkap peluang untuk penambahan simpanan Valas hingga akhir tahun ini,” ujar Noviady kepada Kontan.co.id pada Minggu (9/10).
Baca Juga: Dana Murah Simpanan Valas BRI Naik 50% per Agustus
Ia menyatakan pada semester I 2022 DPK Valas CIMB Niaga tumbuh 7,0% secara tahunan alias year on year (YoY). Adapun jenis simpanan yang mengalami pertumbuhan terbesar datang dari deposito valas dengan 19,9% YoY.
Asal tahu saja, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memantau pada 22 Agustus hingga 16 September 2022 perkembangan suku bunga pasar SBP simpanan valas terpantau naik sebesar 20 bps menjadi sebesar 0,44%.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan ini sebagai dampak ekspektasi kenaikan suku bunga kebijakan The Fed dan kondisi likuiditas valas dengan ruang lanjutan peningkatan cukup terbuka pasca FOMC September 2022.
Adapun data BI mencatatkan DPK valas perbankan mampu tumbuh 12,1% YoY menjadi Rp 1.049,6 triliun per Agustus 2022. Jauh lebih tinggi dari pertumbuhan DPK rupiah yang hanya naik 7,6% menjadi Rp 6.305,1 triliun pada periode yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News