Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank dengan layanan digital atau bank digital menunjukkan kinerja yang beragam pada pertengahan kuartal IV-2024, di tengah banyak tantangan yang mempengaruhi kinerjanya.
PT Allo Bank Indonesia Tbk (Allo Bank) misalnya, entitas anak CT Corp ini mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 7,52 triliun per November 2024, meningkat 1,4% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode tahun lalu Rp 7,42 triliun.
Dari sisi pendanaan, Allo Bank telah menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 5,28 triliun per November 2024, meningkat 10,5% YoY dibandingkan periode tahun lalu Rp 4,78 triliun.
Baca Juga: Tutup 2024,Pengguna wondr by BNI Dapat Laporan Transaksi Finansial dari wondr Insight
Sementara beban operasional Allo Bank meningkat 32,64% yoy menjadi Rp 539,78 miliar, dibandingkan periode tahun lalu Rp 406,94 miliar.
Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo menyatakan meski kondisi likuiditas di perbankan masih ketat hingga akhir tahun, namun pihaknya tetap optimistis bisa mencatatkan laba.
"Dengan likuiditas sangat ketat saat ini, sehingga kami harus bisa berupaya untuk agar di akhir tahun ini sesuai dengan target yang telah diambil." ungkap Indra belum lama ini.
Indra menyebut operasional Allo Bank juga makin efisien, mengingat sebagai bank digital memiliki operasional memanfaatkan teknologi yang efisien.
Allo Bank juga banyaj melakukan pengembangan Teknologi Informasi untuk mendukung strategi pengembangan produk, layanan dan customer engagement/experience (Good Costs).
"Selama tahun 2024 ini, kami telah menyelesaikan pembangunan active-active Tier-3 Data Center sebagai tulang punggung infrastruktur TI yang baru, di samping terus melakukan pengembangan TI lainnya seperti cloud dan jaringan," ungkapnya.
Baca Juga: Bank Digital Tawarkan Suku Bunga Tinggi untuk Himpun DPK
Di samping itu, Indra menyebut pihaknya juga terus mengantisipasi kondisi rawan terhadap kejahatan cyber crime yang dapat mempengaruhi pendapatan dan reputasi Bank melalui peningkatan sistem keamanan digital secara komprehensif, termasuk screening nasabah melalui e-KYC, dan peningkatan kualitas SDM agar lebih kompeten sebagai upaya untuk melindungi data nasabah.
Bank juga terus mengoptimalkan program marketing dan promosi untuk akuisisi dan engagement baik nasabah baru maupun nasabah existing untuk meningkatkan top of mind Bank di mata nasabah.
"Ke depan, kami akan berusaha meningkatkan cost discipline dalam semua aspek operasional kami untuk mendorong profitabilitas Bank," paparnya..
Bank digital lainya seperti PT Bank Jago Tbk juga mencatatkan pertumbuhan kinerja kredit, per November 2024 Bank Jago telah menyalurkan kredit sebesar Rp 17,98 triliun, meningkat 41,6% YoY dibandingkan periode tahun lalu Rp 12,69 triliun
Dari sisi DPK, Bank Jago telah menghimpun dana sebesar Rp 17,26 triliun, meningkat 494% yoy dibandingkan periode tahun lalu Rp 2,9 triliun.
Di sisi lain beban operasional Bank Jago tercatat menurun 10,95% yoy menjadi Rp 1,22 triliun, dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp 1,37 triliun.
Baca Juga: Simpan Duit di Bank Digital Masih Menggiurkan
"Kami optimistis kinerja Bank Jago dapat terus bertumbuh positif. Penyaluran kredit Bank Jago tetap dilakukan secara berkualitas sehingga kami berharap rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tetap terjaga," ungkap Direktur Kepatuhan Bank Jago, Tjit Siat Fun belum lama ini.
Lain halnya dengan PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) yan masih berjuang untuk mencatatkan kinerja positif. Per November 2024, BNC menyalurkan kredit sebesar sebesar Rp 8,48 triliun, menurun 19% YoY dibandingkan periode tahun lalu Rp 10,50 triliun.
Dari sisi pendanaan, BNC meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 13,30 triliun, menurun 7,57% YoY dibandingkan periode tahun lalu Rp 14,39 triliun.
Di sisi lain, beban operasional BNC tercatat menurun 22,22% yoy dari Rp 3,33 triliun, menjadi Rp 2,59 triliun per November 2024
Direktur Utama BNC, Eri Budiono menyatakan, pihaknya masih optimistis bisa mencapai laba bersih sampai akhir tahun 2024. Mengingat selama beberapa tahun terakhir BNC masih menderita kerugian.
"Kami masih menunggu sampai laporan audit akhir tahun 2024, tapi kami berharap bisa mencatatkan laba bersih, karena sudah banyak juga kredit yang dihapusbukukan," ungkap Eri belum lama ini.
Selanjutnya: Ekspansi Lahan Sawit Berisiko Konflik Agraria
Menarik Dibaca: Hujan Hanya Turun di Sini, Ini Prediksi Cuaca Besok (2/1) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News