kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Penyaluran Kredit Bank Digital Masih Didominasi Cara Konvensional


Kamis, 04 Juli 2024 / 20:12 WIB
Penyaluran Kredit Bank Digital Masih Didominasi Cara Konvensional
ILUSTRASI. Aplikasi Bank Raya.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan bank digital di Indonesia terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Meski mengedepankan konsep digital tetapi penyaluran kreditnya masih dilakukan dengan cara konvensional.

Hanya segelintir saja yang mulai fokus menyalurkan kredit digital melalui aplikasi. Mayoritas masih lebih banyak menawarkan kemudahan digital dalam hal simpanan.

Salah satu di antaranya adalah PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) yang mulai aktif melakukan transformasi digital dalam penyaluran kreditnya. Namun nilainya pun masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan kredit yang disalurkan secara konvensional.

Per Maret 2024 sendiri, Bank Raya mencatat penyaluran kredit secara digital senilai Rp 4 triliun atau tumbuh 54% secara tahunan (YoY). Di periode tersebut, outstanding kredit digital Bank Raya tercatat sebesar Rp 1,32 triliun.

Sebagai perbandingan, total outstanding kredit yang dicatatkan Bank Raya pada periode tersebut mencapai Rp 6,75 triliun. Itu berarti, outstanding kredit digital Bank Raya baru sekitar 19,55% dari total outstanding kredit.

Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia mengungkapkan bahwa sejatinya saat ini Bank Raya terus berupaya untuk meningkatkan bisnis digitalnya. Namun, di sisi lain, Bank Raya juga tidak semerta-merta akan langsung meninggalkan bisnis konvensional yang dimiliki.

“Kalau nanti kredit digital kita sudah semakin besar, maka pelan-pelan kredit konvensionalnya mulai dikurangi,” ujar Bagus, belum lama ini.

Bukan tanpa alasan, Bagus menjelaskan bahwa jika kredit konvensional diturunkan secara drastis, maka angka NPL yang dimiliki oleh Bank Raya bisa naik secara drastis. Mengingat, angka outstanding kredit digital masih terlalu kecil untuk menjadi pembagi dari kredit-kredit macet milik Bank Raya di masa lalu.

Untuk kredit digital sendiri, Bagus bilang bahwa saat ini pihaknya fokus pada kredit produktif digital yang ditujukan untuk agen BRIlink. Sebab, ia melihat ada ceruk-ceruk potensi yang bisa dimanfaatkan sebagai keuntungan menjadi ekosistem BRI.

Ia mencatat total penyaluran kredit untuk segmen tersebut per Maret 2024 tercatat senilai Rp 3,22 triliun. Secara rinci, itu masih menyerap 4% dari agen BRIlink yang totalnya mencapai Rp 797.000 agen.

“Kita melihatnya potensi agen BRIlink yang bisa kita garap ada sekitar 22% dan jika itu terakuisisi semua akan berdampak besar,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia pun menargetkan untuk target kredit yang khusus agen BRIlink ini setidaknya hingga akhir tahun bisa menyalurkan mencapai Rp 15 triliun. Dan, kredit digital secara total di Bank Raya bisa naik 30% hingga 40%.

Baca Juga: Suku Bunga Deposito Bank Jago Bikin Melongo

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Digita BCA, Lanny Budiati mengungkapkan bahwa saat ini sejatinya pihaknya sudah memiliki bluExtraCash yang merupakan produk direct lending. Hanya saja, ia tak menyebutkan pasti berapa kontribusinya terhadap total outstanding kredit dari bank itu sendiri.

Namun, perlu diketahui produk bluExtraCash ini baru diluncurkan oleh anak usaha BCA ini pada kuartal IV/2023 yang lalu. Artinya, produk kredit secara digital di BCA Digital baru hadir setelah 2 tahun bank tersebut meluncur sebagai bank digital.

“Kami terus mendorong agar bluExtraCash semakin dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia optimistis produk tersebut semakin diminati seiring pangsa pasar pinjaman ritel di Indonesia masih sangat besar. Oleh karenanya, di 2024 ini pihaknya tetap fokus dalam memperbesar penyaluran kredit dengan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian. 

Selain itu, Lanny memastikan BCA Digital akan terus berinovasi dalam mengembangkan produk yang relevan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang reliable untuk mendorong jumlah transaksi, dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi biaya.

Sebagai informasi, BCA Digital telah menyalurkan total kredit sebesar Rp 4,52 triliun pada kuartal I/2024. Angka tersebut  tumbuh 37,74% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,28 triliun.

Baca Juga: Laba Bank Jago Naik 30,41% YoY Per Mei 2024

Di sisi lain, PT Bank Jago Tbk justru belum memiliki produk pinjaman yang secara langsung disalurkan secara digital. Di mana, seluruh pinjaman yang disalurkan oleh Bank Jago melalui skema channeling.

Direktur Kepatuhan & Corporate Secretary Bank Jago Tjit Siat Fun bilang Bank Jago menyalurkan kredit melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. Sampai dengan kuartal I/2024, Bank Jago telah menyalurkan kredit sebesar Rp 14,3 triliun.

Meski demikian, Bank Jago melihat kebutuhan nasabah akan pembiayaan masih besar masih terdapat segmen yang belum terlayani melalui kolaborasi. Sehingga Bank Jago kini juga sedang mengembangkan pembiayaan langsung berbasis aplikasi.

“Kami akan terus memperdalam kolaborasi penyaluran kredit dengan mitra yang sudah ada serta memperluas kolaborasi dengan mitra yang baru. Untuk kredit langsung berbasis aplikasi, kami akan menyampaikan ketika telah diluncurkan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×