kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.053   69,54   1,00%
  • KOMPAS100 1.055   14,86   1,43%
  • LQ45 830   12,77   1,56%
  • ISSI 214   1,32   0,62%
  • IDX30 423   7,30   1,75%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 120   1,70   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Kinerja Pembiayaan CNAF Tetap Melaju di Tengah Pasar Kendaraan yang Lesu


Rabu, 02 Oktober 2024 / 19:29 WIB
Kinerja Pembiayaan CNAF Tetap Melaju di Tengah Pasar Kendaraan yang Lesu
ILUSTRASI. penyaluran pembiayaan baru CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencapai Rp 6,29 triliun.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan kendaraan saat ini terbilang masih lesu. Meskipun demikian, perusahaan pembiayaan atau multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyatakan hal itu tak mempengaruhi kinerja perusahaan.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan sampai Agustus 2024, penyaluran pembiayaan baru perusahaan mencapai Rp 6,29 triliun.

"Nilai itu tumbuh 18%, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,32 triliun," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (2/10).

Jika melihat dari sisi unit, Ristiawan menyampaikan sampai Agustus 2024 CNAF, telah membiayai sebanyak 26,253 unit kendaraan. Nilai itu tumbuh 7%, jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebanyak 24,451 unit.

Ristiawan menyebut CNAF menargetkan total penyaluran pembiayaan baru bisa mencapai Rp 9 triliun pada tahun ini. Dia bilang sampai saat ini, CNAF masih optimistis untuk mencapai target tersebut. 

"CNAF optimistis setiap segmen akan tumbuh merata sampai akhir 2024," katanya.

Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance Yakin Penurunan BI Rate Bisa Naikkan Daya Beli Konsumen

untuk mendorong pembiayaan kendaraan di tengah kondisi daya beli yang turun, Ristiawan menerangkan pihaknya akan menerapkan sejumlah strategi. Salah satunya memperkuat Know Your Customer (KYC) nasabah dan menjalankan Risk Based Pricing, yaitu penentuan suku bunga berdasarkan dari tingkat risiko nasabah. 

"Hal tersebut dilakukan CNAF dalam rangka menjaga stabilitas kinerja perusahaan," ujarnya.

Sementara itu, Ristiawan memproyeksikan pembiayaan kendaraan masih akan menjanjikan hingga akhir tahun ini. Sebab, CNAF melihat adanya peluang dari kendaraan asal negara Tiongkok yang masuk ke pasar Indonesia. 

Dia menerangkan kendaraan China memang sangat menarik, contohnya BYD, yang sedang dicari masyarakat karena harga kompetitif dengan kualitas yang tidak kalah dengan brand Jepang dan Eropa. Hal itu tentu membuat penyerapan ke masyarakat akan jauh lebih besar karena dari sisi harga lebih kompetitif.

"Kondisi itu yang menjadi opportunity bagi perusahaan pembiayaan untuk lebih mengembangkan bisnis di kemudian hari. Sebab, kompetisi dari unit tersebut lebih kompetitif dan lebih ramai sampai akhir 2024," ucap Ristiawan.

Sebagai informasi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat sepanjang Januari-Agustus 2024, penjualan wholesales mobil nasional masih mengalami penurunan 17,1% Year on Year (YoY) menjadi 560.619 unit, dari sebelumnya 675.859 unit.

Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance Salurkan Pembiayaan UMKM Rp 1,2 Triliun pada Agustus 2024

Pada saat yang sama, penjualan ritel (dealer ke konsumen) mobil nasional juga menurun 12,1% YoY atau secara tahunan menjadi 584.857 unit, dibandingkan periode sebelumnya 665.262 unit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×