kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Perbankan Hingga April Mentereng, Begini Prospeknya Hingga Akhir Tahun


Rabu, 15 Juni 2022 / 19:41 WIB
Kinerja Perbankan Hingga April Mentereng, Begini Prospeknya Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Nasabah memamfaatkan perangkat digital untuk pelayanan perbankan di kantor cabang Bank Mandiri Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan di Tanah Air semakin membaik baik dari sisi penyaluran kredit maupun perolehan laba. Itu tercermin laporan bulanan bank-bank dengan aset terbesar hingga bulan April 2022. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan tumbuh sebesar 9,11% per April. Beberapa bank bahkan ada yang sudah mencatatkan pertumbuhan kredit dua digit. 

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya masing-masing mencetak pertumbuhan kredit masing-masing 12,15% dan 11,68% secara bank only. Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tumbuh lebih tinggi dari industri yakni 9,74%. 

Dari sisi perolehan laba, pertumbuhannya juga cukup tinggi, melanjutkan pertumbuhan yang dicapai pada periode kuartal I. Secara bank only, Bank Mandiri meraup laba bersih Rp 12,06 triliun per April. Angka itu melonjak 78% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Baca Juga: Bank Mandiri Sumbang Laba BUMN Senilai Rp 28,03 Triliun pada Tahun Lalu

Profit Bank Mandiri tersebut juga sudah naik cukup besar dari laba konsolidasi perseroan di kuartal I yang tercatat sebesar Rp 10 triliun atau tumbuh 70% yoy. 

BRI mengantongi laba bersih Rp 14,43 triliun secara bank only per April atau tumbuh 62,85%. Adapun di kuartal I 2022, bank spesialis segmen UMKM ini mencatat net profit secara konsolidasi Rp 12,16 triliun atau tumbuh 78% yoy. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menorehkan laba bersih Rp 5,87 triliun atau tumbuh 72,72% yoy. Hanya saja, kredit bank ini berada di bawah performa industri, yakni baru tumbuh 6,77%. Adapun laba bersih konsolidasi perseroan di kuartal I 2022 tercatat tumbuh 66% yoy ke Rp 3,97 triliun.

Dari swasta, BCA tampil semakin ciamik. Tidak hanya dari sisi kredit,  laba bersih bank ini secara bank only hingga April telah mencapai Rp 11,47 triliun. Capaian itu tumbuh 27,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun di tiga bulan pertama tahun ini, laba bersih konsolidasi bank ini baru mencapai Rp 8,1 triliun atau tumbuh 14,6% yoy. 

Bank spesialis perumahan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan laba secara bank only hingga April sebesar Rp 1 triliun. Itu naik 52,16% secarar yoy. Sedangkan di triwulan pertama tahun ini, laba bersih konsolidasi BTN baru mencapai Rp 774,4 miliar atau tumbuh 23,8% yoy.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan melihat kinerja perbankan pada kuartal II akan melanjutkan pertumbuhan yang terjadi di triwulan sebelumnya. 

"Namun, kinerja kuartal III agak menantang seiring dengan ancaman inflasi dan kenaikan suku bunga global, terutama dari Amerika, yang dapat berdampak pada kenaikan suku bunga di Indonesia," katanya kepada KONTAN, Rabu (15/6). 

Baca Juga: Rights Issue Bank Makin Semarak pada Semester II, Ini Rekomendasi Saham dari Analis

Menurutnya, faktor pendorong pertumbuhan tahun ini adalah program pemulihan ekonomi pasca pandemi yang berjalan baik dan perbankan kita dapat dengan cepat beradaptasi dengan aktivitas new normal sehingga operasional bank dapat tetap berjalan baik. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih baik dibanding negara lain.

Kinerja bank yang akan tumbuh tinggi tahun ini diperkirakan masih didominasi akan didominasi bank-bank besar seperti Bank Mandiri, BCA, BRI dan BNI. Adapun tantangan terbesar yang dihadapi perbankan tahun ini dalam menorehkan pertumbuhan kinerja berputar di masalah inflasi dan suku bunga.  

"Bila tantangan itu dapat terkendali, maka kinerja perbankan akan tetap melejit tahun ini," jelasnya.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus tetap memandang bahwa prospek saham perbankan masih sangat positif sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional yang terus berlanjut dan pandemi Covid-19 semakin terkendali.  

"Fundamental ekonomi yang kian membaik jadi faktor pendukung pertumbuhan kredit ke depan," kata Nico.

Namun, potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI)  ke depan diperkirakan akan memberikan dampak tekanan terhadap saham perbankan jangka pendek. Hanya saja kenaikan suku bunga itu biasanya cuma menyebabkan culture shock sesaat saja dan akan pulih baik jangka menengah maupun panjang.

Saat ini, Nico masih merekomendasikan beli untuk saham BBCA dengan target harga Rp 8.359, BMRI dengan target harga Rp 9.169, BBRI dengan target harga 5.199, BBNI dengan target harga Rp 9.192 dan BBTN dengan target harga Rp 2.206.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×