kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kinerja Sejumlah Bank Besar Solid Kuartal I 2023, Simak Prospek Sahamnya


Minggu, 30 April 2023 / 07:15 WIB
Kinerja Sejumlah Bank Besar Solid Kuartal I 2023, Simak Prospek Sahamnya


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank besar di Tanah Air tampak meraih kinerja positif pada kuartal I-2023. Ini terlihat dari perolehan laba dari masing-masing bank.

Tentunya ini menjadi tolok ukur tersendiri bagi perkembangan saham bank-bank besar di antaranya PT Bank Central Asia (BCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

BCA berhasil meraih laba bersih secara konsolidasi sebesar 43,0% secara tahunan menjadi Rp 11,5 triliun di kuartal I 2023. Total kredit BCA, secara keseluruhan naik 12,0% menjadi Rp 713,8 triliun di Maret 2023.

BRI pun berhasil meraup laba bersih konsolidasian sebesar Rp 15,56 triliun di Q1 2023 atau tumbuh 27,37% secara tahunan. Sementara, total kredit BRI Group juga tercatat sebesar Rp 1.180,12 triliun ditopang oleh segmen mikro yang tumbuh sebesar 11,18%.

Baca Juga: Laba Bersih BCA Tumbuh 43% Jadi Rp 11,5 Triliun di Kuartal I-2023

BMRI juga berhasil meraup laba bersih konsolidasian sebesar Rp 12,6 triliun di Q1 2023, tumbuh 25,2% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara kredit BMRI tercatat tumbuh 12,36% yoy menjadi Rp 1.205 triliun.

BBNI tercatat berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 5,2 triliun di Q1 2023, tumbuh 31,8% secara tahunan dibandingkan periode tahun lalu. Sementara kredit konsolidasi BNI tumbuh 7,2% yoy mencapai Rp 634,3 triliun.

Sementara itu, BBTN membukukan laba bersih sebesar Rp 801 miliar pada Q1 2023. Pertumbuhan ini dibarengi dengan penyaluran kredit dan pembiayaan hampir Rp 300 triliun, tumbuh 8,16% dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 277,13 triliun.

Head of Investment PT Reswara Gina Investa Kiswoyo Adi Joe menyampaikan, saham keempat bank besar tersebut menarik untuk dikoleksi, sebab mereka memiliki nilai aset, dana pihak ketiga (DPK), net interest margin (NIM) yang besar.

Selain itu, kata dia, empat bank itu secara fundamental juga rutin membagikan dividen.

“Kalau bicara market cap paling besar BCA, nomor dua BRI, nomor tiga Mandiri, di bawahnya BNI, mungkin yang punya ambisi mengalahkan market capnya BCA yaitu BRI sama Mandiri,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (27/4).

Kiswoyo mengungkapkan, prospek saham bank besar yang menarik untuk dikoleksi yakni BCA dan BBRI. Selain itu, dia meyakini bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) akan membuat kenaikan baru di mana secara otomatis BMRI dan BBNI akan turut menaikkan harga sahamnya.

“BRI dan BCA ini penggerak IHSG, bobotnya BCA, BRI itu sama, setelah itu di bawahnya Mandiri, kemudian BBNI. Kalau IHSG naik, itu biasanya BRI, BCA itu ikut naik, tidak mungkin IHSG naik tanpa BCA, BRI naik itu tidak mungkin,” ungkapnya.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus mengatakan keempat bank besar memiliki prospek saham yang bagus. Namun, kembali kepada potensi valuasi di masa yang akan datang.

“Apabila secara perhitungan valuasi, harga saham BBCA masih berpotensi mengalami kenaikkan, berarti ada potensial upside disana karna kinerja perusahaan juga turut mendorong kenaikkan harga saham,” terangnya kepada KONTAN.

Nico menyampaikan, kinerja keempat bank besar tersebut terlihat baik, di mana laba bersih mengalami kenaikkan ditopang oleh penurunan beban provisi.

Baca Juga: Pendapatan Kuartal I 2023 Naik, Cermati Proyeksi Kinerja Bank Mandiri (BMRI) di 2023

“Pendapatan bersih mengalami kenaikan, dan karena adanya stabilitas pemulihan ekonomi nasional, tentu saja pertumbuhan kredit juga mengalami kenaikkan,” katanya.

Dia bilang, pertumbuhan laba tertinggi masih dicatatkan oleh BBNI +29,9% yoy, BBCA +29%, BMRI +23%, dan BBRI +8,1%. Tidak hanya itu saja, lanjut dia, non performing loan (NPL) perbankan dapat mengelolanya dengan baik.

“Bank Bank besar sejauh ini masih menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit. Namun yang cukup menyenangkan adalah, likuiditas perbankan di Indonesia masih terjaga dengan baik,” imbunya.

Lebih lanjut, Nico menambahkan bahwa sejuah ini pihaknya lebih tertarik melihat saham-saham pada sektor perbankan dari indikator Price to Book Value (PBV).

Sementara itu, Analis lainnya juga mengatakan hal yang sama di antaranya, Kepala Riset Samuel Sekuritas, Suria Dharma menyatakan perkembangan saham bank besar terlihat bagus semua.

“Tahun lalu sudah all time profit, tapi kuartal I 2023 masih membukukan kenaikan. Secara valuasi BBCA lebih premium daripada BBRI,” katanya kepada KONTAN.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy menuturkan bahwa BBCA dan BRI secara konsisten memberikan pertumbuhan keuntungan kepada investor saat mereka menjual kembali asetnya (capital gain), sesuai dengan membaiknya kinerja kedua bank tersebut.

Praktisi Pasar Modal dan Direktur Anugerah Mega Investma, Hans Kwee juga menyatakan BBCA dan BRI sama memiliki prospek saham yang bagus.

“Di jangka panjang BBRI bisa jadi pilihan. Bagi investor perlu memperhartikan NIM selain NPL yang rendah untuk melihat prospek sahamnya,” tuturnya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta menilai berdasarkan catatanya pergerakan harga saham BBCA memberikan return tertinggi sebesar 108,3% selama lima tahun terakhir.

Di posisi kedua return tertinggi diberikan oleh BBRI sebesar 39,6%, disusul BMRI sebesar 30,7% dan terakhir BNI sebesar 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×