Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Mandiri tidak mematok target muluk terkait dengan pertumbuhan kredit dan laba sampai semester pertama tahun ini. Hal ini disebabkan karena secara ekonomi, pada semester pertama tahun ini beberapa industri tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu.
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengatakan kondisi ekonomi sampai semester pertama tahun ini berdampak pada berkurangnya profit dan meningkatnya NPL perbankan termasuk Mandiri.
Budi memberi sedikit bocoran terkait dengan kinerja bank berlogo pita emas ini pada semester pertama tahun ini. “Laba bersih perseroan sampai semester pertama diperkirakan masih mengalami kenaikan tapi hanya single digit,” ujar Budi ketika ditemui di Jakarta, Jumat (26/07).
Budi mengatakan sampai akhir tahun, perseroan hanya menargetkan pertumbuhan laba diatas 10%. Jika dilihat pada laporan keuangan bulanan terakhir perseroan pada Mei 2015, terlihat, kenaikan laba bersih perseroan mencapai 20,92% menjadi Rp 8,79 triliun. Jika dibandingkan dengan bank buku 4 lain, kenaikan laba Bank Mandiri pada Mei 2015 memang termasuk yang tertinggi.
Selain Itu untuk kredit yang disalurkan sampai semester pertama ini, Budi mengatakan masih bagus dengan kenaikan double digit. Sedangkan untuk penyaluran kredit sampai akhir tahun, Mandiri menargetkan akan tumbuh sebesar 13% sampai 14%. Sebagai gambaran sampai Mei 2015, jumlah kredit yang disalurkan Bank Mandiri masih mengalami kenaikan 14,79% menjadi Rp Rp 485,4 triliun.
Walaupun penyaluran kredit pada semester pertama mencapai double digit, Budi mengatakan pada semester pertama tahun ini, NPL Bank Mandiri masih dibawah rata-rata perbankan BUMN lain.
Sebagai informasi jika melihat data OJK pada Mei 2015, nilai kredit macet atau NPL bank BUMN rata rata adalah sebesar 2%. Jika melihat data NPL Mandiri pada kuartal pertama 2015, terlihat bahwa masing-masing nilai NPL Gross dan NPL Nett adalah 1,81% dan 0,53%. "Sampai akhir tahun NPL ada kecenderungan agak naik dan kami revisi NPL tahun ini menjadi 2,5%," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News