Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tahun 2015 merupakan tahun yang cukup menantang bagi pertumbuhan industri perbankan Tanah Air. Revisi pertumbuhan ekonomi menjadi hanya 5,1% untuk sepanjang 2015 dari target proyeksi awal di 5,4%, membuat perbankan turut melakukan revisi target proyeksi pertumbuhan.
Meski begitu, sepanjang lima bulan pertama tahun 2015, bank BUMN mencatatkan kinerja yang cukup mumpuni. Bank Mandiri contohnya. Per 31 Mei 2015, bank dengan kode emiten BMRI ini mencatatkan capaian laba sebesar Rp 8,79 triliun atau tumbuh 20,91% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski kinerja laba Bank Mandiri sampai dengan Mei mengalami kenaikan, namun hal tersebut belum memperhitungkan pencadangan atau provisi yang harus dibuat oleh perseroan. "Kami otomatis ingin terus mencadangkan sehingga kalau ada penurunan kredit, kami mempunyai pencadangan yang cukup," kata Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri di Jakarta, Senin (6/7).
Selain itu, per 31 Mei 2015, bank berlogo pita emas ini membukukan pertumbuhan kredit sebesar Rp 485,41 triliun. Angka itu tumbuh 14,79% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 kemarin. Namun, Budi bilang, perseroan justru melakukan revisi ke bawah atau penurunan target proyeksi pertumbuhan penyaluran kredit di sepanjang 2015 ini.
Bank Mandiri juga membukukan capaian aset senilai Rp 777,82 triliun sepanjang periode Mei 2015. Angka tersebut mengalami naik sebesar 18,65%. Menurut Budi, kondisi perbankan sepanjang semester II-2015 tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan realisasi semester I-2015.
"Kondisi semester II-2015 masih akan sama dengan semester I-2015. Tahun ini tahun yang terbilang sulit untuk industri perbankan. Profit bisa tumbuh saja, menurut saya sudah bagus," ucap Budi.
Oleh karena itu, perseroan turut melakukan revisi pada target proyeksi capaian profit alias laba, lantaran target proyeksi sebelumnya agak sulit dicapai. "Jadi kami melakukan revisi target proyeksi laba ke bawah. Laba agak turun memang," jelas Budi.
Realisasi laba di Bank Mandiri pada tahun bershio kambing ini, akan sulit tumbuh lebih dari 10%. Bank dengan logo pita emas ini pun pada akhir tahun 2014 mencatatkan kinerja yang kurang cemerlang. Per 31 Desember 2014, bank dengan kode emiten BMRI ini membukukan laba bersih sebesar Rp 19,9 triliun.
Angka ini hanya tumbuh 9,2% atau setara dengan Rp 1,7 triliun dibandingkan dengan capaian laba setelah pajak perseroan pada Desember 2013 yang sebesar Rp 18,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News