Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi tetap jadi andalan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dalam menyalurkan kredit hingga September 2024. Ini menegaskan BTN sebagai pemain utama dalam KPR Subsidi.
Secara keseluruhan, kredit BTN di periode tersebut tumbuh 11,9% YoY menjadi Rp 356,1 triliun. Nilai KPR Subsidi mencapai Rp 172,7 triliun atau setara 48,49% dari total kredit.
Baca Juga: Penyaluran KPR Non Subsidi BTN Semakin Kencang
"KPR Subsidi masih menyumbang porsi terbesar terhadap keseluruhan portofolio kredit BTN," ujar Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu dalam keterangan resmi, Kamis (28/11).
Nixon pun mengungkapkan, sebanyak 75% debitur KPR Subsidi BTN merupakan kelompok Millenial, yang merupakan kategori usia produktif sekitar 21 tahun hingga 35 tahun.
Menurutnya, ini menandakan bahwa generasi muda Indonesia, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah, masih menganggap rumah sebagai salah satu kebutuhan utama dan trennya masih akan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: Kinerja Kredit dan DPK Ungguli Industri, Simak Strategi BTN
Sementara untuk KPR Non Subsidi, Nixon juga melihat prospek yang cerah berdasarkan tingginya minat masyarakat segmen Emerging Affluent atau KPR dengan ticket size di atas Rp 750 juta yang dilayani oleh Sales Center perseroan.
Hingga bulan Oktober 2024, BTN telah mengoperasikan sembilan Sales Center, dengan tiga di antaranya terletak di kawasan menengah ke atas di Jakarta, yakni Pantai Indah Kapuk, Pondok Indah, dan Cibubur.
Adapun, kehadiran Sales Center juga mengontribusikan lebih dari 20% total penyaluran KPR Non Subsidi BTN.
Nixon mengatakan, nasabah yang dilayani Sales Center memiliki rata-rata saldo tabungan tiga kali lipat lebih tinggi ketimbang nasabah Non Subsidi pada umumnya.
Baca Juga: Laba BBTN Turun di Kuartal III-2024 Jadi Rp 2,08 Triliun, Ini Penjelasan Manajemen
“Melihat prospeknya yang positif, kami berencana menambah Sales Center sampai 15 kantor hingga akhir 2025,” ungkap Nixon.
Pada saat yang sama, lanjut Nixon, BTN mencatat pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loan), yang tumbuh 20,1% YoY menjadi Rp 15,9 triliun per September 2024.
Secara rinci, pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melonjak 68,1% YoY, diikuti oleh Kredit Ringan (KRING) sebesar 18,1% YoY dan Kredit Agunan Rumah (KAR) sebesar 10,9% YoY yang disalurkan kepada nasabah eksisting.
Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit, Nixon menegaskan bahwa BTN tetap menerapkan kehati-hatian dan mitigasi risiko yang ketat untuk menjaga kualitas kredit.
Hal itu terlihat dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang turun menjadi 3,2% pada September 2024, dari 3,5% pada periode yang sama tahun lalu.
“Tingkat NPL BTN akan terus menurun pada akhir tahun karena kami akan menyelesaikan bulk asset sales pada bulan Desember dengan nilai sekitar Rp1,1 triliun hingga Rp1,5 triliun,” ungkap Nixon.
Selanjutnya: Resep Bibim Guksu ala Korea si Menu Mie Dingin yang Pedas Asam Menyegarkan
Menarik Dibaca: Resep Bibim Guksu ala Korea si Menu Mie Dingin yang Pedas Asam Menyegarkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News