Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mayora melihat, kredit kelompok bank BUKU I dan II atau bank yang memiliki modal di bawah Rp 5 triliun masih lesu di kuartal I 2018. Benar saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kelompok bank tersebut masih negatif di kuartal I.
Tercatat pertumbuhan kredit bank BUKU I dan BUKU II masing-masing turun 0,32% menjadi Rp 44,33 triliun dan untuk bank BUKU II turun 12,79% menjadi Rp 495,51 triliun. Di sisi pendanaan atau dana pihak ketiga (DPK) ikut turun. Bank BUKU I turun 4,88% menjadi 55,35 triliun. Dan, Bank BUKU II turun 12,92% menjadi Rp 561,64 triliun.
Irfanto Oeij, Direktur Utama Bank Mayora menjelaskan, kondisi saat ini pertumbuhan kredit untuk bank BUKU I dan II memang mengalami kelesuan. Dia menyebut, penyebabnya lantaran banyak bank BUKU III dan IV (bank besar dan kakap) yang masuk ke dalam segmen bank kecil dan menengah.
“Serta adanya perang tarif yang menyebabkan bank BUKU I dan II tidak bisa bersaing,” jelas Irfanto saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/5).
Menurutnya, kondisi ini akan pulih diperkirakan setelah pagelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2018.
Di tengah kondisi yang seperti ini, Bank Mayora masih bisa tumbuh positif. Tercatat hingga Maret 2018 kredit perseroan tumbuh 9,18% year on year menjadi Rp 3,67 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,36 triliun.
Pun, DPK tumbuh 4,99% yoy menjadi Rp 4,35 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 4,14 triliun. “Pertumbuhan kredit dan DPK tahun ini di targetkan sekitar 13% sampai 14%. Namun hal ini akan kami koreksi kembali dalam kesempatan koreksi RBB (Rencana Bisnis Bank) di bulan Juni,” ujar Irfanto.
Kemungkinan menurutnya, rencana bisnis bank akan di revisi ke arah bawah melihat kondisi yang ada saat ini. Terkait besarnya, pihaknya tidak menjelaskan lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News