Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Meski pertumbuhan kredit perbankan secara umum terpantau kembali lesu, kredit investasi rupanya masih berhasil melaju jelang akhir tahun dengan dorongan optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi.
Per Oktober 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan penyaluran kredit perbankan melambat menjadi 6,9% secara tahunan (year-on-year/YoY) dengan total nilai Rp 8.106,8 triliun. Untuk diketahui, pertumbuhan bulan sebelumnya mencapai 7,2% YoY.
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi menjadi satu-satunya yang nilai pertumbuhannya lebih baik dibanding bulan sebelumnya, yakni sebesar 15,0% YoY dari 14,4% pada bulan September. Yang mana, nilainya mencapai Rp 2.335,0 triliun.
Baca Juga: OJK: Fundamental Bank Solid, Investor Asing Masih Minat
Jika dibandingkan, pada periode yang sama pertumbuhan kredit modal kerja turun dari 2,9% YoY jadi 2,1% YoY dengan nominal Rp 3.448,2 triliun, sementara pertumbuhan kredit konsumsi turun tipis dari 8,1% menjadi 8,0% dengan nominal Rp 2.323,6 triliun.
Pendorong utama pertumbuhan positif kredit investasi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor listrik, gas, dan air bersih. Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyebut, umumnya pola belanja perusahaan memang terjadi menjelang akhir tahun.
Pun, ke depannya bila ekonomi dan daya beli semakin membaik, kredit investasi bakal makin bertumbuh.
“Kecenderungannya di kuartal IV akan bertumbuh seiring dengan peningkatan belanja masyarakat menjelang akhir tahun,” kata Trioksa kepada Kontan, Selasa (25/11/2025).
Tren positif kredit investasi ini juga dirasakan PT Bank BCA Syariah. Direktur BCA Syariah Pranata Nazamuddin membeberkan, per Oktober 2025 pembiayaan investasi menyumbang 37% dari total penyaluran pembiayaan bank yang mencapai Rp 12,2 triliun. Pun, nilai tersebut mencerminkan pertumbuhan positif mencapai 14,3% YoY.
Secara rinci, Pranata bilang pertumbuhan tersebut terlihat pada sektor perdagangan, pertanian, serta industri pengolahan dan pertambangan. Menurutnya, tren positif ini mencerminkan arah positif pasar, termasuk di dunia usaha.
“Peningkatan pembiayaan investasi didukung oleh optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi yang ditunjang oleh kebijakan pemerintah,” katanya kepada Kontan, Selasa (25/11/2025).
Ia tak merincikan target pertumbuhan pembiayaan investasi bank ke depannya. Yang pasti, momentum positif ini diyakini dapat berlanjut hingga akhir tahun. “Kami melihat pertumbuhan ini akan terus terjaga hingga akhir tahun,” sebut Pranata.
Baca Juga: Pertumbuhan Market Share Bank Syariah Masih Lambat, Begini Penjelasan OJK
Senada, PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga melihat tren positif pada kredit investasi.
Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menyebut, pembiayaan investasi bank per September 2025 mengalami pertumbuhan yang masif hingga 24,0% YoY, mencapai Rp 90 triliun. Secara sektoral, ia bilang pembiayaan disalurkan mayoritas ke sektor pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
Dus, kinerja positif kredit investasi itu turut mendorong pertumbuhan penyaluran pembiayaan BSI yang mencapai 12,6% YoY menjadi Rp 300,8 triliun.
Wisnu menjelaskan, pembiayaan BSI memang masih didominasi segmen ritel UMKM dan konsumer. Namun, ia memastikan BSI bakal terus memperluas pembiayaan ke segmen-segmen usaha yang potensial sambil tetap memperhatikan Good Corporate Governance (GCG) dan kualitas pembiayaan yang sehat.
“Kami optimis hingga akhir tahun ini pembiayaan tumbuh solid dan berkualitas melihat dari tren satu tahun terakhir,” kata Wisnu.
Selanjutnya: Aset DPLK PertaLife Tembus Rp 6,3 Triliun per September 2025, Peserta Terus Bertambah
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (26/11), Hujan Sangat Lebat Guyur Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













