Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai minat investor asing untuk masuk ke sektor perbankan Indonesia masih tetap tinggi. Optimisme tersebut ditopang oleh fundamental industri yang solid serta kebutuhan pendalaman likuiditas valuta asing di dalam negeri.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan iklim investasi di sektor perbankan masih terjaga positif. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit industri perbankan yang tetap kuat sebesar 7,70% year-on-year per September 2025, didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Kepercayaan terhadap fundamental sektor perbankan masih tinggi, terlihat dari pertumbuhan kredit yang solid dan likuiditas yang tetap ample,” ujar Dian dalam jawaban tertulisnya, dikutip Senin (24/11/2025).
Hingga September 2025, pangsa pasar bank asing dan kantor cabang bank asing (KCBA) di Indonesia tercatat 24,81%. Kontribusinya terhadap penyaluran kredit mencapai Rp 1.799,17 triliun, atau 22,04% dari total kredit perbankan nasional. Sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank asing mencapai Rp 2.093,59 triliun, atau 21,60% dari total DPK industri.
Baca Juga: OJK: Minat Investor Asing ke Perbankan RI Masih Tinggi, Ruang Ekspansi Masih Terbuka
Dian menilai angka tersebut menunjukkan bahwa ruang ekspansi bank asing masih besar.
“Partisipasi bank asing di Indonesia masih sangat terbuka, selaras dengan risk appetite investor asing yang masih tinggi serta kebutuhan foreign direct investment (FDI) dan peningkatan likuiditas valas,” katanya.
Menurut OJK, peran investor asing akan tetap penting dalam memperkuat struktur pendanaan, mendorong pertumbuhan kredit, serta memperdalam pasar keuangan domestik.
Adapun, salah satu bank milik investor asing yang tengah berupaya meningkatkan kinerjanya adalah PT Bank KEB Hana Indonesia. Di mana, aset bank milik investor Korea Selatan ini mencapai Rp 51,42 triliun per September 2025.
Baca Juga: Peluang Bisnis Baru, Bank Permata Menawarkan Kredit Properti Untuk Warga Asing
Walau demikian, Hana Bank melaporkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 481,08 miliar pada kuartal III/2025. Capaian itu meningkat 22,46% secara tahunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 392,86 miliar.
Realisasi tersebut menjadikan Hana Bank sebagai bank milik investor Korea Selatan dengan raihan laba bersih tertinggi di antara bank-bank asal Negeri Ginseng yang telah merilis kinerja keuangan pada kuartal III/2025.
Geoffry Nugraha, Direktur Bisnis Hana Bank menjelaskan, bahwa pihaknya akan fokus serta memaksimalkan kekuatan perusahaan di corporate banking.
"Kami juga mulai menyasar sektor-sektor yang selama ini kurang terlayani agar portofolio kami semakin beragam," kata Geoffry.
Ke depan, pihaknya tetap fokus pada pertumbuhan yang hati-hati, menjaga kualitas kredit, mengelola biaya pendanaan di tengah persaingan likuiditas, dan meningkatkan layanan untuk mendorong pendapatan berbasis biaya (fee-based income).
Ia menjelaskan, bahwa fokus perusahaan adalah memperkuat fundamental bisnis, meningkatkan kualitas layanan, dan mendukung pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. Saat ini Hana Bank juga sedang menjalankan proses rebranding secara bertahap sebagai bagian dari upaya memperkuat identitas dan pengalaman nasabah.
Baca Juga: Strategi Allo Bank Jaga Kinerja BNPL di Tengah Perlambatan Industri
"Jika ke depannya ada perkembangan atau inisiatif strategis lainnya, tentu akan kami sampaikan secara terbuka sesuai ketentuan yang berlaku," ucapnya.
Sebagai bank asing, lanjut Geoffry perusahaan terus meningkatkan layanan transaction banking dan trade finance agar bisa lebih mendukung nasabah yang punya kebutuhan transaksi dan investasi lintas negara.
"Kami juga fokus untuk terus memperkuat hubungan dengan nasabah, sekaligus menawarkan solusi lengkap seperti pembiayaan terstruktur dan layanan advisory," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk Efdinal Alamsyah bilang bank yang ia pimpin saat ini sudah berada di jalur yang sesuai dengan harapan pemegang saham.
Efdinal menerangkan, hingga akhir Oktober 2025 (unaudited), OK Bank mencatat laba bersih sekitar Rp 140 miliar, melampaui target RBB Rp 103 miliar. Dengan total aset mendekati Rp 13 triliun, lebih tinggi dari proyeksi RBB Rp 12,5 triliun.
"Kami memilih strategi pertumbuhan yang tidak terlalu agresif, dengan fokus utama pada segmen korporasi dan komersial, sekaligus tetap mengembangkan portofolio ritel dengan prinsip risiko yang terkendali," jelasnya.
Ke depan, kata Efdinal bank akan tetap fokus pada pertumbuhan aset yang sehat dan efisiensi operasional. Terkait potensi aksi korporasi, Bank masih menunggu arahan pemegang saham.
Baca Juga: Bisnis Anak Usaha Makin Menopang Kinerja Bank Jumbo
Menurutnya, ruang ekspansi tetap besar meskipun kompetisi ketat. Pihaknya memperluas pasar melalui pemilihan segmen yang tepat untuk Bank kami, penguatan kualitas layanan, dan operasional yang efisien.
Sementara Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengaku tetap konsisten dengan strategi pertumbuhan sebagai universal bank dan bank swasta terbesar ke 2 di Indonesia.
"Kinerja kami pada kuartal ketiga kemarin juga dalam tren positif," kata Lani.
Hingga September 2025 Bank CIMB Niaga mencatatkan total aset senilai Rp 369,5 triliun, dengan kualitas aset di bawah 2%. CAR dan RoE di 13,5%, dan ROA 2,5%. "Kami juga likuid dengan LDR di 80%, dan efisien dengan CIR 44,3%," ujarnya.
Baca Juga: Laba Bank CIMB Niaga (BNGA) Tumbuh 2,92% pada Kuartal III-2025
Selanjutnya: Penyerapan Tenaga Kerja Formal Diproyeksi Menggeliat pada Awal 2026, Ini Pendorongnya
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Beli 1 Gratis 1 dan Beli 2 Gratis 1, Berlaku sampai 26 November 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













