kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

Pertumbuhan Market Share Bank Syariah Masih Lambat, Begini Penjelasan OJK


Selasa, 25 November 2025 / 15:58 WIB
Pertumbuhan Market Share Bank Syariah Masih Lambat, Begini Penjelasan OJK
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah prioritas di kantor cabang Bank Muamalat, BSD, Tangerang Selatan, Senin (20/9/2021). Lambatnya pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah disebut sebagai persoalan struktural yang rupanya juga sudah lama menjadi perhatian. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Desember 2024, market share atau pangsa pasar bank syariah masih berada di kisaran 7,7%.(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lambatnya pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah disebut sebagai persoalan struktural yang rupanya juga sudah lama menjadi perhatian. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Desember 2024, market share atau pangsa pasar bank syariah masih berada di kisaran 7,7%.

Assistant Director Islamic Banking Department OJK, Reza Mustafa, menjelaskan bahwa isu utama terletak pada rendahnya skala usaha mayoritas bank syariah. Ia memaparkan, dari 14 bank umum syariah (BUS) yang beroperasi saat ini, 12 bank masih berada di kategori KBMI 1, dengan modal inti di bawah Rp 6 triliun. Bahkan, tujuh bank di antaranya masih memiliki modal di bawah Rp 3 triliun. 

Kondisi ini, menurutnya, membuat bank syariah sulit bersaing dengan bank konvensional yang memiliki kapasitas modal jauh lebih besar.

“Bank di bawah Rp 6 triliun saja sudah struggling untuk berkompetisi. Apalagi yang modalnya masih di bawah Rp 3 triliun,” ujar Reza dalam forum daring, Selasa (25/11/2025). 

Baca Juga: OJK Sebut, Perbankan Syariah Harus Hadir sebagai Kebutuhan Nyata Masyarakat

Rendahnya modal mengakibatkan kapasitas pembiayaan bank syariah terbatas karena terikat ketentuan kecukupan modal (CAR) dan Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD). 

Di sisi lain, Reza bilang bank syariah KBMI 1 cenderung harus menawarkan pricing dana pihak ketiga (DPK) yang lebih tinggi, sehingga berdampak pada mahalnya pembiayaan.

Selain kendala modal, keterbatasan SDM, teknologi informasi, hingga kualitas produk dan layanan juga dinilai menjadi hambatan kompetitif bagi bank syariah kecil.

“Kualitas SDM dan fitur produk di KBMI 1 tentu tidak selevel bank-bank besar,” sebut Reza.

Untuk mengatasi ketimpangan tersebut, menurutnya bank syariah kategori kecil dapat memanfaatkan sinergi dengan induknya, terutama jika induknya berasal dari kelompok KBMI 3 atau KBMI 4. Reza menyebut, secara regulasi pola sinergi sudah difasilitasi. Namun, implementasinya masih menghadapi sejumlah tantangan di lapangan.

Selain itu, bank syariah juga bisa menawarkan produk yang berbeda dari bank konvensional. Pengembangan produk-produk yang unik, seperti instrumen investasi syariah atau layanan pengelolaan dana sosial, dapat menghindari kompetisi langsung di pasar yang sama.

“Kita harus lari dari perang harga. Produk unik diperlukan supaya bank syariah punya pasar yang berbeda,” tambahnya.

Baca Juga: Bank Indonesia (BI) Sebut, Penguatan Literasi Jadi Kunci Pengembangan Ekonomi Syariah

Namun, kembali lagi, inovasi semacam itu membutuhkan SDM dengan kemampuan lebih kompleks karena bank syariah juga mengelola aspek komersial dan sosial sekaligus.

Reza mengatakan, berdasarkan kajian OJK dan pengalaman internasional, percepatan pertumbuhan bank syariah biasanya terjadi ketika pangsa pasar mencapai 15%–20%. Angka ini disebut sebagai batas psikologis untuk dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap pasar.

“Kita perlu mencapai psychological number di sekitar 15%, karena di level itu biasanya mulai terakselerasi,” ujarnya.

Selanjutnya: Mengapa Kita Tak Merasakan Bumi Berputar? Ini Penjelasan yang Mudah Dipahami

Menarik Dibaca: Kumpulan Promo Hari Guru Nasional 2025, Burger Bangor sampai HokBen Beri Harga Hemat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×