Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit konstruksi perbankan semakin menggeliat di pengujung tahun. Bank Indonesia (BI) dalam Analisis Uang Beredar menunjukkan per Oktober 2018 total realisasi kredit konstruksi sudah menembus Rp 304,7 triliun.
Bila dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya jumlah tersebut naik sebanyak 23,1%. Persentase kenaikan di sepuluh bulan pertama 2018 ini lebih tinggi dibandingkan periode bulan September 2018 yang tercatat hanya naik 18% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sejumlah bank pemain kredit konstruksi mengatakan, pencairan kredit memang lebih cepat menjelang akhir tahun. Alhasil, realisasi kredit pun meningkat cukup deras.
"Untuk sampai dengan akhir tahun, ekspansi kredit konstruksi akan sesuai dengan pipeline kami dan diperkirakan akan menutup tahun 2018 dengan pertumbuhan di kisaran 17%-20%," ujar Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) kepada Kontan.co.id, Kamis (6/12).
Lebih lanjut, bank berlogo 46 ini mengatakan tahun depan, pertumbuhan kredit konstruksi ini akan lebih deras dibandingkan dengan tahun 2018. Lantaran permintaan kredit yang terus meningkat.
Tapi, Herry belum dapat merinci secara detail besaran target yang dipatok untuk tahun depan. Hanya saja, Herry memastikan kredit konstruksi di BNI masih terjaga dan sesuai dengan kondisi pasar dan ekonomi. "Untuk tahun depan kami targetkan tetap tumbuh positif dengan kualitas yang terjaga dengan menyesuaikan pada kondisi pasar dan kondisi ekonomi," katanya.
Walaupun tidak menyebut realisasi kredit konstruksi, bank berkode saham BBNI ini menyebut, sampai dengan kuartal III 2018 saja total kredit konstruksi BNI sudah menembus Rp 29,7 triliun. Adapun, pertumbuhannya dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya sebesar 21,6% (yoy) atau 13,1% secara year to date (ytd).
Dari sisi kualitas, kredit konstruksi relatif masih dalam batas rendah. Saat ini non performing loan (NPL) kredit konstruksi BNI ada di level 1%. Jauh lebih rendah daripada NPL kredit konstruksi secara industri 4,1% pada kuartal III 2018 lalu.
Senada dengan BNI, bank pelat merah lain yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mencatatkan realisasi kredit konstruksi positif. Direktur Risiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menuturkan, pencairan kredit jenis ini masih akan besar hingga akhir tahun.
"Pencairan kredit konstruksi didasarkan pada prestasi proyek di lapangan. Hingga akhir tahun masih terdapat beberapa proyek konstruksi perumahan untuk program sejuta rumah," katanya. Lebih lanjut, beberapa proyek pembangunan rumah yang dibiayai oleh BTN juga masih menyisakan pipeline hingga akhir tahun.
Khususnya pembangunan perumahan berbasis transit oriented development (TOD). Terutama di wilayah Jabodetabek. Hingga tutup tahun, bank berkode saham BBTN ini memperkirakan kredit konstruksi akan tumbuh di kisaran 16% sampai 18%.
Sementara di tahun 2019, BTN menargetkan pertumbuhan kredit konstruksi dapat menyentuh di level sama 16%-18%. Asal tahu saja, pada kuartal III 20189 lalu kredit konstruksi BTN sudah tumbuh 17,42%. Jumlah ini praktis tidak jauh berbeda dengan kenaikan kredit konstruksi pada periode yang sama tahun 2017 yang tumbuh sebesar 17,87% yoy.
Sekadar gambaran, sampai Oktober 2018 realisasi kredit BTN menembus Rp 203,91 triliun. Posisi ini naik sebanyak 18,96% dibandingkan periode bulan yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News