Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bayang-bayang perlambatan ekonomi tidak menghalangi niatan industri perbankan menggenjot kredit konsumer. Perbankan malah membidik pertumbuhan kredit lebih tinggi dari instruksi Bank Indonesia (BI), yakni di level 15%-17%.
Contoh, Bank OCBC NISP. Bank yang mayoritas sahamnya milik investor Singapura ini membidik pertumbuhan kredit konsumer 20% di sepanjang 2014. Kucuran kredit konsumer terbesar bakal mengalir ke segmen kredit pemilikan rumah (KPR). Sisanya, ke kredit otomotif dan joint financing melalui multifinance.
Dwidadi Sugito, Secured Loan Division Head Bank OCBC NISP, mengatakan porsi kredit KPR menyumbang hingga 95% terhadap total kredit konsumer. Kendati ada aturan loan to value (LTV), segmen KPR masih mampu tumbuh tinggi.
"Kami akan membentuk developer khusus untuk mendongkrak pertumbuhan KPR," kata Dwidadi, Selasa (25/3). Rencananya, OCBC NISP bekerjasama dengan 50 pengembang, menawarkan program variasi bunga KPR. Contohnya, bunga tetap (fixed) 10,69% selama tiga tahun, kemudian bunga bunga mengambang (floating) 13,75%. Ada juga program bunga KPR dengan rumusan : bunga antarbank (JIBOR) + 3,5%.
OCBC NISP membidik pertumbuhan KPR sebesar 20%, lebih tinggi dibandingkan realiasi pertumbuhan tahun lalu sebesar 12%. Pertumbuhan itu setara dengan target nilai KPR mencapai Rp 15 triliun hingga akhir tahun 2014. Proyeksi OCBC NISP, pinjaman kredit rumah mengalir 60% terhadap rumah bekas, dan 40% terhadap rumah baru.
Tak jauh berbeda, Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Bank Permata menyatakan, pihaknya optimistis bisa membukukan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 10%-15% di tahun ini. Saat ini, kredit konsumer menyumbang 60%-65% terhadap total kredit. Yang berbeda, tahun ini Permata tak berharap banyak dari KPR.
"Pertumbuhan lebih kecil karena ada aturan. Tapi, bisnis kartu kredit masih bisa tumbuh 20%," ujar dia.
Proyeksi pesimistis disodorkan Bank Central Asia (BCA). Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, menyatakan, pertumbuhan kredit konsumer. bakal mengalami perlambatan. Selain aturan LTV, BCA sengaja mengerem kredit. BCA membidik pertumbuhan kredit konsumer hanya 10%.
"Tahun lalu, kredit konsumer tumbuh tinggi, terutama KPR mencapai 30%. Tahun ini, kami mengerem," ujar Jahja. Nina Dwiantika, Dessy R tan mBank OCBC NISP membidik pertumbuhan kredit konsumer sebesar 20% untuk tahun 2014. Pinjaman konsumer terbesar akan mengalir pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR), sisanya ke kredit otomotif dan joint financing melalui multifinance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News