kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba Bukopin tumbuh 11,9% jadi Rp 934 miliar


Selasa, 18 Maret 2014 / 14:32 WIB
Laba Bukopin tumbuh 11,9% jadi Rp 934 miliar
ILUSTRASI. Seblak, salah satu makanan pedas yang ternyata memiliki manfaat baik bagi kesehatan. Youtube/Asty Ayu Kitchen


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Bukopin membukukan laba bersih Rp 934,6 miliar di sepanjang 2013. Angka itu naik 11,97% dari Rp 834,7 miliar yang tercatat di tahun sebelumnya.

Glen Glenardi, Direktur Utama Bukopin, mengatakan pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh pendapatan non bunga yang tumbuh 18,38% atau menjadi Rp 785,7 miliar dari Rp 663,7 miliar. "Untuk menjaga tingkat pertumbuhan 2014, Bukopin akan memperluas jaringan melalui pembukaan outlet dan penambahan payment point online Bukopin (PPOB), serta meningkatkan strategi kemitraan seperti dengan PLN, Jamsostek, Bosowa Grup dan Taspen," terang Glen, Selasa (18/3).

Bukopin juga membukukan pendapatan bunga Rp 5,95 triliun atau tumbuh 16,07% dari Rp 5,13 triliun. Sayang, beban bunga juga naik 31,57% menjadi Rp 3,5 triliun dari Rp 2,66 triliun.

Menurut Glen, kenaikan beban bunga akibat kenaikan BI rate secara bertahap dari 5,75% pada Mei 2013 jadi 7,5% di November. "Oleh karena itu, kami akan fokus jaga kualitas aset produktif dan mengejar profitabilitas dengan menekan cost of fund. Hal ini juga sejalan dengan himbauan BI untuk terus menjaga likuiditas di tahun ini," tambah Glen.

Sebenarnya, penyaluran kredit Bukopin hanya tumbuh 6,42% menjadi Rp 48,5 triliun dari Rp 45,5 triliun. Glen bilang, pertumbuhan kredit yang tidak tinggi merupakan akibat dari penurunan penyaluran kredit Bulog.

Penyaluran kredit mendapat kontribusi dari sektor ritel yang terdiri dari usaha, kecil, dan menengah (UKM), mikro, dan konsumer dengan pertumbuhan 33,94% dari Rp 21,8 triliun jadi Rp 29,2 triliun atau berporsi 60,21% terhadap total kredit. Kontributor kedua adalah komersial dengan penyaluran kredit Rp 15,5 triliun.

Di saat bersamaan, kualitas aset Bukopin tercermin dari rasio NPL gross di 2013 yang menjadi 2,26% dari 2,66%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×