Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Pundi Indonesia boleh saja merasa gembira setelah meraih pertumbuhan laba sangat besar mencapai 570,65% secara year on year (yoy) di semester I 2014. Namun di lain sisi, kredit macet bank yang dulu bernama Bank Eksekutif Internasional ini cukup tinggi.
Berdasarkan laporan keuangan Juni 2014, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Gross Bank Pundi memang sudah sedikit menurun dari 8,41% di bulan Juni 2013 menjadi 7,56% di bulan Juni 2014. Sedangkan NPL Net meningkat menjadi 4,89% dari sebelumnya 4,76%.
"Sebetulnya ini sebagian besar disebabkan kredit macet debitur lama warisan dari Bank Eksekutif,” kata Paulus Wiranata, Direktur Utama Bank Pundi, di Jakarta, Rabu (20/8).
Namun Beny Nurtantijo, Direktur Operasional Bank Pundi membantah bahwa masih tingginya kredit macet Bank Pundi karena kesulitan dalam penyaluran kredit mikro yang porsinya sangat besar di Bank Pundi.
Ia juga yakin NPL Bank Pundi akan bisa ditekan sampai akhir tahun. "Cuma belum bisa dipastikan apakah akan bisa dibawah atau tetap diatas 5% untuk akhir tahun ini,” pungkas Beny dalam kesempatan yang sama.
Kredit yang disalurkan Bank Pundi sendiri meningkat dari Rp 5,98 triliun di bulan Juni 2013 menjadi Rp 7,51 triliun di bulan Juni 2014. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 25,58% secara year on year (YoY).
Sebagaimana diketahui, saat masih bernama Bank Eksekutif, kinerja bank tersebut sempat mengalami masalah serius. Bank Eksekutif bahkan sempat masuk daftar pengawasan intensif dari Bank Indonesia (BI) pada Februari 2010.
Setelah Recapital Advisors masuk dan membeli saham Bank Eksekutif, pembenahan mulai dilakukan termasuk berganti nama menjadi Bank Pundi. Kini Recapital Advisor melalui PT Recapital Securities menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP) dengan porsi saham 67,85%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News