kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kredit menganggur di sejumlah bank mulai melandai


Rabu, 08 Desember 2021 / 20:12 WIB
Kredit menganggur di sejumlah bank mulai melandai
ILUSTRASI. Kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penarikan atau pencairan yang dilakukan nasabah terhadap fasilitas kredit yang diberikan perbankan sudah mulai mengalami kenaikan seiring aktivitas ekonomi yang semakin membaik. Meski demikian, jumlah kredit menganggur di perbankan secara nasional masih sangat besar. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK),  undisbursed loan bank umum per September 2021 mencapai Rp 1.702,8 triliun. Itu masih naik 2,8% dibandingkan Rp 1.655,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY).

Itu terdiri dari kredit yang belum ditarik dalam bentuk commited sebesar Rp 433,3 triliun atau naik dari 408,1 triliun dan dalam bentuk un-comitted  Rp 1.269,4 triliun atau turun dari  Rp 1.247,6 triliun. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satu bank yang mencatatkan adanya peningkatan penarikan fasilitas kredit oleh nasabahnya. Hingga akhir Oktober 2021, undisbursed loan BRI (bank only) mencapai Rp 101,33 triliun. Angka ini sudah turun apabila dibandingkan dengan Oktober 2020 yang tercatat sebesar Rp 130,94 triliun.

Baca Juga: Bisnis paylater dan kartu kredit digital diperkirakan punya prospek besar

Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, penarikan fasilitas itu meningkat karena kondisi pandemi pada tahun ini yang kian membaik apabila dibandingkan dengan tahun lalu. Sehingga aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat terus menggeliat yang pada ujungnya meningkatkan permintaan kredit," katanya pada KONTAN, Rabu (8/12).

Tahun depan, BRI optimistis penyaluran kredit dapat lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Perseroan memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun 2022 akan mencapai  8%-10%.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatatkan hal serupa. Mucharom Sekretaris Perusahaan BNI mengatakan, keberadaan kredit menganggur tersebut tidak terlepas dari mulai pulihnya permintaan atas kredit.

"Kami optimis (peningkatan pencairan fasilitas kredit) ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Seperti temuan Bank Indonesia dalam sebuah survei terbarunya bahwa responden memperkirakan pertumbuhan kredit baru yang disalurkan akan lebih kuat pada triwulan IV 2021," kata Mucharom.

Sejalan dengan survei BI tersebut, BNI optimis bahwa pencairan kredit akan lebih maksimal seiring dengan kinerja perekonomian yang semakin membaik dengan diperkuat oleh pemulihan yang signifikan pada penanganan Covid - 19. 

Kredit menganggur ini merupakan mengindikasikan karakteristik debitur yang memiliki alur pembiayaan berdasarkan termin. Ketika waktunya belum tiba maka kreditnya belum ditarik.  

Baca Juga: Fokus di segmen rendah risiko, BNI ramal KPR bisa tumbuh hingga 10% pada tahun depan

Sementara Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira sebelumnya menilai tingginya undisbursed loan per September yang mencapai Rp 1.702 triliun tersebut dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional

Menurutnya, tingginya kredit menganggur bisa disebabkan dua faktor. Pertama, nasabah atau para pengusaha masih ragu-ragu melakukan pencairan kredit. Kedua, bank cenderung berjaga-jaga karena melihat tingkat resiko masih tinggi. 

Dia menilai hal itu wajar di tengah kondisi pandemi. Namun, ke depan seiring dengan terkendalinya pandemi, bank dan kreditur tidak boleh lagi saling tunggu-tungguan. Harus dicari cara meningkatkan demand. "Kalau undisburse loan masih tinggi nanti pengaruhnya bakal ke pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×