kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit menurun, laba Bank Mega malah melejit


Rabu, 14 November 2012 / 09:55 WIB
Kredit menurun, laba Bank Mega malah melejit
ILUSTRASI. Orang-orang yang memakai masker menaiki eskalator di dalam stasiun kereta bawah tanah, menyusul kasus baru penyakit virus corona atau COVID-19, di Shanghai, China, 5 Agustus 2021. REUTERS/Aly Song.


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA.  Bank Mega  mencatat pertumbuhan laba sebesar 78% pada kuartal III-2012, meski kredit menurun tipis 1,3%. Tingginya pertumbuhan laba ini karena pendapatan bunga bersih naik 53% menjadi Rp 2,16 triliun dibandingkan posisi sebelumnya senilai Rp 1,40 triliun. Bunga bersih meningkat lantaran beban bunga menurun 12% menjadi Rp 1,63 triliun.

Direktur Utama Bank Mega, JB. Kendarto, mengatakan penyaluran kredit menurun 1,3%, yakni dari Rp 29,7 triliun menjadi Rp 29,3 triliun. Penyebabnya lantaran ada penurunan portofolio kredit joint financing atau pembiayaan bersama  dengan perusahaan multifinance.

Ini dampak dari pemberlakuan aturan uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB) Bank Indonesia (BI). Namun, penurunan kredit tidak signifikan, karena terdongkrak penyaluran kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang tumbuh 57%, dari Rp 4,2 triliun menjadi Rp 6,6 triliun. "Laba setelah pajak Bank Mega tumbuh 78,7% dari Rp 587 miliar pada triwulan III 2011 menjadi Rp 1,05 triliun pada triwulan III 2012," katanya, Selasa (13/11).

Sektor kredit yang banyak menyumbang pemasukan antara lain kredit konsumsi, khususnya kartu kredit. Per September 2012, Bank Mega jumlah penerbitan kartu kredit Bank Mega meningkat 23,8%, mencapai 1,6 juta kartu. Dan outstanding nilai kredit meningkat 26,3%  mencapai Rp 2,8 triliun.

Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) hanya meningkat 12,2% dari Rp 41,9 triliun menjadi Rp 47,1 triliun. Komposisi DPK terdiri dari tabungan tumbuh 8,5%, dari Rp 12,7 triliun menjadi
Rp 13,7 triliun. 

Deposito melesat 28,1%, dari Rp 20,2 triliun menjadi Rp 25,9 triliun. Sementara giro anjlok 18%, dari Rp 9,1 triliun menjadi Rp 7,4 triliun.  "Untuk meningkatkan DPK, Bank Mega terus menggelar beberapa program promosi produk layanan dan tabungan seperti Mega Pasti dan Mega Rencana," tambahnya.

Catatan saja, bank milik Chairul Tanjung ini pernah terkena sanksi tidak boleh menawarkan deposito on call (DoC). Ini imbas  kasus penggelapan dana milik Elnusa dan Pemkab Batubara. DoC ini banyak ditempatkan di giro. Untuk mendorong pertumbuhan DPK, Bank Mega menjalin sinergi dengan "saudaranya", beberapa perusahaan milik CT Corp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×