kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit mubazir di bank kakap makin besar


Minggu, 27 Februari 2011 / 19:48 WIB
Kredit mubazir di bank kakap makin besar
ILUSTRASI. Sejumlah peserta calon pegawai negeri sipil mengikuti simulasi ujian berbasis computer assisted test (CAT) di Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (4/12/2019).


Reporter: Bernadette Christina Munthe, Wahyu Satriani |

JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, kinerja perbankan nasional memang terbilang kinclong. Sejumlah bank-bank besar berhasil mencatatkan kinerja yang apik. Namun, di balik itu bank-bank beraset tambun itu masih menyimpan banyak undisbursed loan alias kredit yang sudah disetujui bank, namun belum dicairkan debitur.

Berdasar laporan keuangan perbankan Bank Indonesia (BI) per Desember 2010 PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat undisbursed loan paling banyak, yakni Rp 64 triliun. Ini setara dengan 29% dari total penyaluran kredit BCA sebesar Rp 218 triliun.

Undisbursed loan bank beraset paling tambun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menduduki peringkat kedua, yakni Rp 51,6 triliun atau 23,56% dari total kredit. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 16,15 triliun berupa committed kredit alias fasilitas kredit yang telah disepakati. Sisanya sebesar Rp 35,45 triliun berupa uncommitted kredit.

Di akhir tahun lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan angka undisbursed loan uncommitted Rp 30,98 triliun. Dari jumlah tersebut Rp 13,769 triliun dialokasikan ke BUMN dan sebesar Rp 17,205 untuk non-BUMN.

Meski tinggi, namun bankir-bankir enggan mengakui undisbursed loan itu sebagai kredit mubazir. Alasan mereka, kredit itu masih berada dalam masa kerjasama antara debitur dengan bank. "Kredit ini masih bisa ditarik kapan saja sesuai perjanjian," kata Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam, kemarin.

Banyaknya undisbursed loan itu karena debitur lambat menarik komitmen kredit. Ini imbas terganjalnya pelaksanaan proyek-proyek yang menggunakan pendanaan tersebut. "Terutama proyek infrastruktur yang periode pembangunannya lama dan terkadang tidak membutuhkan dana yang sesuai perkiraan awal," tambah Evi Firmansyah, Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Bakal menurun

Namun, kondisi ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Seiring pertumbuhan ekonomi, proyek infrastruktur bakal semakin banyak. Walhasil, debitur akan menarik pinjaman. "Pertumbuhan ekonomi diprediksi 6,4%, sepertinya pembangunan infrastruktur akan lebih ramai," kata Direktur Kredit PT Bank Mega Tbk (MEGA) Daniel Budirahaju.

Optimisme juga terlihat dari BI. Di akhir 2010 total undisbursed loan bank Rp 561 triliun dengan committed loan Rp 196 triliun dan uncommitted loan Rp 365 triliun. Pekan lalu undisbursed loan itu menurun. "Tinggal Rp 300-an triliun," jelas Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI.

Direktur Retail Banking Bank Permata Lauren Sulistiawati optimistis, penurunan itu akan terus berlanjut. Akhir tahun lalu, undisbursed loan Permata 30% atau sekitar Rp 15,85 triliun. "Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penggunaan kredit kami menjadi 72%-73%," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×