kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit rumah masih sepi kuartal I 2017


Senin, 20 Maret 2017 / 09:46 WIB
Kredit rumah masih sepi kuartal I 2017


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pelonggaran nilai kredit atau loan to value (LTV) pada kredit pemilikan rumah (KPR) belum berdampak signifikan pada pertumbuhan kredit perumahan. Para bankir memprediksi, pertumbuhan KPR masih lambat di semester I-2017 karena daya beli konsumen masih lemah.

Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengakui, permintaan kredit perumahan di kuartal I-2017 masih rendah. Kondisi ini bakal berlanjut hingga kuartal II.

Anggoro memperkirakan, permintaan KPR akan mulai menanjak di kuartal III karena ada momen hari Raya seperti Idul Fitri. Di BNI, KPR akan sulit untuk tumbuh 10% di kuartal I, kemungkinan angka pertumbuhan KPR 10% akan tercapai di akhir tahun 2017, katanya, pekan lalu.

BNI menargetkan KPR akan tumbuh 9%-10% atau mencapai sekitar Rp 39,67 triliun-Rp 40,03 triliun di akhir tahun ini. Menurutnya, target KPR tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan KPR perbankan yang sebesar 8% di awal tahun.

Bank berlogo 46 ini mengharapkan pelonggaran LTV pada KPR dapat memacu permintaan kredit perumahan khususnya pada segmentasi rumah seharga Rp 400 juta di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Makassar.

Senada, Heri Purwano, Direktur Retail PT Bank Bukopin Tbk menyampaikan, pihaknya pesimistis terhadap permintaan KPR di tahun ini. Alasannya, daya beli konsumen masih rendah.

Bank Bukopin hanya menargetkan KPR tumbuh di bawah 5% di kuartal I-2017, ucapnya. Heri menambahkan, pihaknya membidik KPR dapat tumbuh sebesar 15% di akhir tahun 2017.

Sependapat, Lani Darmawan, Direktur Retail PT Bank CIMB Niaga Tbk menambahkan, pertumbuhan KPR akan lambat di kuartal I karena permintaan KPR bersaing dengan tagihan pajak bumi bangunan (PBB). Secara industri juga lambat, jadi kami juga tumbuh lambat, kata Lani.

Sedikit berbeda, Benny Purnomo, PT Bank MNC Internasional Tbk mengatakan pihaknya memperkirakan KPR masih tumbuh tinggi di kuartal I dan kuartal II karena porsi KPR di Bank MNC masih kecil. Kami memperkirakan penyaluran KPR mencapai Rp 100 miliar-Rp 150 miliar di kuartal I-2017, katanya.

Tahun 2017 ini, Bank MNC menargetkan KPR tumbuh 18%-20% atau mencapai Rp 1,18 triliun-Rp 1,20 triliun di akhir 2017. Segmentasi KPR Bank MNC adalah kredit perumahan dengan ticket size Rp 500 juta hingga Rp 1,5 miliar per rumah.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) hanya tumbuh 8,3% menjadi Rp 368,4 triliun per Januari 2017 secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×