Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melihat kredit sindikasi mulai bergerak ke arah tren positif setelah adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB). Beberapa deal yang sempat tertunda karena PSBB mulai menggeliat kembali dan menunjukkan adanya diskusi lanjutan.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah membuat kesepakatan kredit sindikasi perbankan tahun ini minim. Meskipun banyak pipeline sindikasi yang ditangani namun pandemi itu bikin para pemilik proyek menunda pembahasan untuk proses pengajuan kredit tersebut. Selain itu, beberapa bank juga saat masa PSBB memilih untuk menunda sindikasi.
Baca Juga: Pacu penyaluran PEN ke UKM, Bank Mandiri siapkan kredit produktif bebas agunan
Namun, bank-bank yang sebelumnya dalam posisi put on hold tersebut sudah mulai menunjukkan pergerakan setelah melihat dampak Covid-19 terhadap laporan keuangan di kuartal II.
"Dengan demikian kami melihat bahwa akan ada beberapa deal yang akan keluar di pasar sindikasi Indonesia dalam waktu dekat," kata SVP Corporate Solution Bank Mandiri Farida Thamrin pada Kontan.co.id, Jumat (7/8).
Selain diskusi mulai berlanjut lagi, Bank Mandiri juga mendapatkan beberapa pipeline baru setelah pelonggaran PSBB. Sementara sebagain besar pipeline sindikasi yang ditangani perseroan saat ini berasal dari sektor telekomunikasi, mining, infrastructure, plantation, properti, consumer goods dan sektor lainnya.
Farida menambahkan, saat ini terdapat beberapa pipeline kredit sindikasi Bank Mandiri yang saat ini sedang dalam proses, ada yang baru mulai dari tahap awal hingga beberapa dalam proses closing atau dokumentasi. Hanya saja, ia tidak menyebut total nilainya.
Baca Juga: Bank kecil akui tren ROA akan terus menyusut, ini penyebabnya
Ketika awal PSBB diberlakukan, Bank Mandiri merupakan satu-satunya bank yang berhasil melakukan launching satu kesepakatan di pasar sindikasi dan saat ini masih dalam tahap closing. Oleh karena itu, bank pelat merah ini memprediksi bahwa sebagian besar pipeline dapat dieksekusi pada tahun ini.
Pasar sindikasi Indonesia di dominasi oleh sektor bank dan institusi finansial non bank sepanjang awal hingga pertengahan tahun. Namun, Farida bilang, akan ada nama-nama korporasi di pasar sindikasi dalam waktu dekat.
Bloomberg League Table Report, Bank Mandiri berada di posisi teratas sebagai penyalur kredit sindikasi dari sisi bookrunner dengan nilai mencapai US$ 775 juta sepanjang Januari-Juli 2020.
"Dengan peringkat ini menunjukkan bahwa peran Bank Mandiri secara aktif untuk melakukan bookrun kredit sindikasi bersama perbankan sangat tinggi. Selain transaksi sindikasi yang dilakukan di dalam negeri, Bank Mandiri juga merupakan satu-satunya bank di Indonesia yg berhasil memperoleh peringkat di Southeast Asia di Book Runner League by Refinitif diantara bank-bank Asia lainnya," ungkap Farida.
Baca Juga: Walau profitabilitas menurun, bankir masih yakin kinerja bisa tetap terjaga
Meski masih jawara, namun capaian Bank Mandiri tersebut jauh melambat dari periode yang sama tahun lalu. Pada Januari- Juli 2019, Bank Mandiri masih mencatatkan kredit sindikasi dari sisi bookrunner sebesar US$ 925,9 juta.
Dari sisi mandated lead arranger, kredit sindikasi Bank Mandiri sepanjang Januari- Juli 2020 hanya mencapai US$ 401,59 juta. Adapun kredit sindikasi sepanjang tahun ini diantaranya diberikan pada kontraktor pertambangan PT Saptaindra Sejati, PT Segar Agro Nusantara, Tol Jasamarga Kunciran Cengkarenag, Inalum, CCH Trading Ltd, dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News