Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tancap gas menyalurkan kredit UMKM pada awal tahun. Data Bank Indonesia menunjukkan penyaluran kredit ke segmen ini tumbuh 13,3% year on year (yoy) menjadi Rp 1.140,6 triliun pada Januari 2022.
Kinerja kredit UMKM ditopang oleh segmen mikro yang tumbuh 73,2% yoy menjadi Rp 374,6 triliun. Sedangkan berdasarkan jenis penggunaannya ditopang oleh pertumbuhan kredit modal kerja yang tumbuh 18,7% yoy menjadi Rp 877,3 triliun.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan penyaluran kredit BRI secara umum tumbuh 7,3% yoy di Januari 2022.. Khusus untuk kredit mikro tumbuh mencapai 14% yoy.
Fokus penyaluran kredit BRI ke depan adalah di segmen UMKM khususnya di sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, aktivitas jasa keuangan, real estate, aktivitas kesehatan dan kesenian hiburan.
BRI akan terus fokus terhadap pemberdayaan UMKM salah satunya melalui pembiayaan. Sebagai informasi, hingga akhir kuartal IV 2021 tercatat portofolio kredit UMKM sebesar 83,86% dibandingkan dengan total penyaluran kredit BRI. Proporsi kredit UMKM BRI akan terus didorong naik hingga mencapai 85%.
Baca Juga: BRI Bagikan Dividen Rp 26,4 T, Erick Thohir: Ini Bukti Kesuksesan Holding Ultra Mikro
Strategi BRI untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM ada 2. Pertama adalah dengan menaik kelaskan nasabah existing, dengan melakukan berbagai program edukasi dan pendampingan.
Kedua adalah dengan menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai pertumbuhan baru. Dengan go smaller, go shorter, go faster, BRI akan mampu menyasar segmen yang lebih kecil, dengan proses yang lebih cepat dan efisien dengan adanya digitalisasi.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi AS Aturridha menyatakan total penyaluran kredit Bank Mandiri ke segmen UMKM telah mencapai Rp 103,93 triliun secara bank only pada Januari 2022. "Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 17,83% bila dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya atau year on year (YoY)," papar Rudi
Bank Mandiri memproyeksi pertumbuhan di segmen UMKM akan terus membaik sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Adapun, dalam upaya mendorong UMKM, Bank Mandiri telah menyiapkan beberapa strategi.
"Antara lain, memperluas jangkauan layanan kredit UMKM melalui jaringan cabang, e-channel dan mandiri agen serta perbaikan proses bisnis. Kami juga telah mendorong bisnis UMKM secara non organik melalui berbagai kerjasama dengan perusahaan anak, e-commerce, maupun financial technology," jelasnya.
Chief of Retail & SME Business Commonwealth Bank Ivan Jaya menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sektor UMKM di tahun ini setidaknya sebesar 8% hingga 10%. Bank akan berfokus pada sektor industri yang memiliki prospek pertumbuhan.
“Kami melihat industri yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods dan sub-industri pendukungnya akan terus bertahan dan bertumbuh. Terutama dengan meningkatnya adopsi pembelanjaan secara online, industri pendukung seperti packaging, distribusi, dan logistik juga mengalami pertumbuhan pesat,” paparnya.
Ia menyatakan Commonwealth telah menyalurkan kredit ke sektor UMKM dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial dimana sebesar 44,5% penyaluran kredit kami adalah untuk UMKM di Januari 2022.
Rasio ini sudah berada di atas batas 20% untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember 2022 seperti yang digariskan dalam Peraturan Bank Indonesia 23/13/PBI 2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
Baca Juga: Kredit UMKM Bank Mandiri Tumbuh 17,83% pada Januari 2022
Adapun Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom menyatakan penyaluran kredit masih tumbuh secara positif pada awal tahun ini. Hal ini tentunya tidak lepas dari pelaku UMKM yang mulai mengalami permintaan baik untuk optimalisasi kapasitas produksi maupun investasi yang di masa pemulihan ekonomi 2022.
“BNI memiliki target untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan porsi pembiayaan UMKM, kami utamanya memprioritaskan pada sektor penyaluran KUR guna meringankan beban bunga pinjaman pelaku UMKM. Hal ini sejalan dengan alokasi kuota KUR BNI tahun ini tumbuh 22% mencapai Rp 38 triliun,” ujarnya.
Lanjutnya, upaya memacu pertumbuhan kredit UMKM guna membantu upaya ekspansi pelaku UMKM pasca diterpa badai pandemi dan mendukung pelaku UMKM Go Ekspor melalui salah satu program unggulan BNI Xpora.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News