Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
Chief of Retail & SME Business Commonwealth Bank Ivan Jaya menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sektor UMKM di tahun ini setidaknya sebesar 8% hingga 10%. Bank akan berfokus pada sektor industri yang memiliki prospek pertumbuhan.
“Kami melihat industri yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods dan sub-industri pendukungnya akan terus bertahan dan bertumbuh. Terutama dengan meningkatnya adopsi pembelanjaan secara online, industri pendukung seperti packaging, distribusi, dan logistik juga mengalami pertumbuhan pesat,” paparnya.
Ia menyatakan Commonwealth telah menyalurkan kredit ke sektor UMKM dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial dimana sebesar 44,5% penyaluran kredit kami adalah untuk UMKM di Januari 2022.
Rasio ini sudah berada di atas batas 20% untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember 2022 seperti yang digariskan dalam Peraturan Bank Indonesia 23/13/PBI 2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
Baca Juga: Kredit UMKM Bank Mandiri Tumbuh 17,83% pada Januari 2022
Adapun Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom menyatakan penyaluran kredit masih tumbuh secara positif pada awal tahun ini. Hal ini tentunya tidak lepas dari pelaku UMKM yang mulai mengalami permintaan baik untuk optimalisasi kapasitas produksi maupun investasi yang di masa pemulihan ekonomi 2022.
“BNI memiliki target untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan porsi pembiayaan UMKM, kami utamanya memprioritaskan pada sektor penyaluran KUR guna meringankan beban bunga pinjaman pelaku UMKM. Hal ini sejalan dengan alokasi kuota KUR BNI tahun ini tumbuh 22% mencapai Rp 38 triliun,” ujarnya.
Lanjutnya, upaya memacu pertumbuhan kredit UMKM guna membantu upaya ekspansi pelaku UMKM pasca diterpa badai pandemi dan mendukung pelaku UMKM Go Ekspor melalui salah satu program unggulan BNI Xpora.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News