Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melihat stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dengan kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang solid didukung tingkat permodalan serta likuiditas yang memadai.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan sektor perbankan tetap resilient ditandai dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang memadai di tengah tantangan perekonomian dan pasar keuangan global serta kecenderungan penurunan harga komoditas utama penopang ekspor.
Meskipun memang di paruh pertama tahun ini, penyaluran kredit perbankan tercatat menurun dari target pertumbuhan di tahun 2023.
"Kinerja penyaluran kredit perbankan lebih rendah dari target yang kita canangkan untuk di 2023, yakni sekitar 8%, ini di bawah dari pertumbuhan yang kita harapkan di kisaran 10-12%," kata Mahendra saat ditemui dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2023 di Jakarta, Selasa (1/8).
Baca Juga: Gandeng BP Tapera, BTN Luncurkan Produk BTN Rumah Tapera
Meski lebih rendah, namun Mahendra menyatakan pertumbuhan 8% tersebut tetap lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan kredit sebelum pandemi yang berada di rentang periode 2015-2019.
"Secara rata-rata pertumbuhan berada di bawah target yang ingin dicapai tahun ini, tapi kami sudah lakukan komunikasi dengan perbankan, dimana mereka melaporkan tetap akan mampu mencapai target di atas 10% tadi," terang Mahendra.
Mahendra merinci, pada Juni 2023 pertumbuhan kredit perbankan melambat yakni mencapai 7,76% YoY dari sebelumnya 9,39% di bulan Mei lalu. Pertumbuhan ini terutama ditopang kredit investasi yang tumbuh 9,60% YoY.
Sementara itu, risiko kredit membaik dengan Non-performing Loan (NPL) gross turun ke level 2,44% dari level 2,52% di bulan Mei. Sementara NPL net bertahan di level 0,77% sejak Mei.
Selanjutnya, kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan penurunan menjadi Rp 361,04 triliun dari bulan Mei sebesar Rp 372,0 triliun, dengan jumlah debitur yang juga terus menurun menjadi 1,57 juta debitur dari Mei sebanyak 1,64 juta.
Sejalan dengan pengetatan likuiditas di global, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh melambat 5,79% YoY di Juni, dari sebelumnya 6,55% di bulan Mei, dengan deposito sebagai main driver pertumbuhan.
Baca Juga: Bank Mandiri Hentikan Kredit ke Karyawan BUMN Karya, Bagaimana Bank BUMN Lain?
Kondisi tersebut menjadikan likuiditas perbankan sedikit turun meskipun masih jauh di atas threshold, antara lain tercermin dari Rasio Alat Likuid/Noncore Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 119,04% dan 26,73%, meningkat dari bulan Mei yang masing-masing sebesar 123,27% dan 27,55%, dengan threshold 50% dan 10%.
Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) juga memadai, berada pada level 230,24% per Juni dari bulan Mei di level 233,63%, dan sudah melampaui threshold 100%.
Dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap solid dan berada pada level 25,41% menurun dari level 26,07% di bulan Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News