Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) masih merugi pada periode kuartal pertama 2022. Pada periode tersebut, KB Bukopin membukukan rugi bersih Rp 1,32 triliun. Kerugian membengkak dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 167,1 miliar.
Seng Hyup Shin, Direktur Keuangan Bank KB Bukopin mengatakan, secara garis besar kinerja KB Bukopin sudah membaik. Pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) sebetulnya sudah tumbuh.
Perbaikan ini sejalan dengan kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interst income (NII) sebesar 77% year on year (yoy) menjadi Rp 322,5 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Strategi Bos Baru Bank KB Bukopin Fokus Sehatkan Aset Lebih Dulu
"Kami masih bukukan rugi karena dalam rangka penanganan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Kami melakukan pembentukan CKPN besar agar ke depan bisa tumbuh sustain. Kalau PPOP kami sebetulnya tumbuh baik," ungkap Shin, Rabu (25/5).
Oleh karena itu, Shin menekankan untuk menganalisis kinerja Bank Bukopin dengan memisahkan antara aset buruk dan aset baiknya. Aset bermasalah memang masih menjadi momok di Bank KB Bukopin.
Rasio NPL bank ini secara gross mencapai 11,76% pada kuartal I 2022, naik dari 9,63% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan NPL secara net sebesar 4,95%, sama seperti di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Yeul Lee Ditetapkan sebagai Nahkoda Baru Bank KB Bukopin
Untuk kembali menjadi bank yang untung ke depan, lanjut Shin, Bukopin akan fokus melakukan perbaikan aset tahun ini. Pihaknya sudah menyusun strategi dalam penanganan NPL. "Harapannya setelah strategi terimplementasi maka rasio NPL kami akan mendekati rasio normal seperti bank lainnya," imbuh Shin.
KB Bukopin tengah melakukan due diligence terhadap penanganan aset buruk. Hasilnya nanti akan digunakan untuk mengkonsolidasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penanganan NPL.
Adapun angka aset dan jumlah debitur yang akan yang harus dilakukan penanganan baru bisa disampaikan setelah hasil due diligence tersebut keluar.
"Fokus utama kami tahun ini adalah menciptakan bank yang bebas dari bad loan sehingga menjadi clean bank pada tahun 2023. Kami akan perkuat fungsi special assset management sehingga ke depannya diharapkan dapat menangani kredit bermasalah," pungkas Shin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News