kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Laba Bank Muamalat turun 37% jadi Rp 50 miliar, ini penyebabnya


Selasa, 13 Maret 2018 / 08:59 WIB
Laba Bank Muamalat turun 37% jadi Rp 50 miliar, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Teller Menghitung Uang di Bank Muamalat


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Muamalat Indonesia mencatat penurunan laba sepanjang 2017 sebesar 37,6% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 50 miliar. Penurunan laba ini karena pendapatan bagi hasil bersih turun 19% yoy menjadi Rp 1,2 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan bulanan Bank Muamalat yang belum diaudit, tercatat dari sisi fungsi intermediasi, pembiayaan bank syariah pertama di Indonesia ini masih tumbuh walau tipis 3,1% yoy menjadi Rp 41,3 triliun. Dari sisi aset, Bank Muamalat juga masih mencatat kenaikan sebesar 10,7% yoy menjadi Rp 61,7 triliun.

Achmad Kusna Permana, Direktur Utama Bank Muamalat mengakui kinerja sepanjang 2017 memang kurang optimal. "Karena kami saat ini masih fokus ke pembenahan (untuk masuknya investor baru)," kata Permana ketika ditemui setelah acara Milad KH Ma'ruf Amin, Senin malam (12/3).

Kinerja 2017 lalu, menurut Permana juga diperngauhi oleh rasio pembiayaan bermasalah yang masih berada di angka 4%. Oleh karena itu bank menganggarkan cadangan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah yang berpengaruh ke laba.

Bank Muamalat juga melakukan restrukturisasi kredit sepanjang 2017 lalu. Restrukturisasi ini bagian dari penanganan NPL. Sayang Bank Muamalat belum merinci berapa jumlah restrukturisasi yang dilakukan.

Namun secara umum, Permana bilang restrukturisasi ini banyak dilakukan di pembiayaan sektor ritel korporasi. Segmennya ada beberapa diantaranya adalah perdagangan, pertambangan yang merupakan sisa pembiayaan lama.

Untuk restrukturisasi pembiyaaan ritel menurut Permana lebih simpel jika dibandingkan korporasi. Untuk korporasi, bank banyak melakukan pendekatan, kalau ritel lebih ke pendekatan ke personal.

Permana membantah isu bahwa kredit mikro yang membuat NPL bank naik. Menurutnya Bank Muamalat tidak mempunyai exposure pembiayaan mikro yang cukup besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×