Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Portofolio kredit BRI di sektor Pariwisata menyumbang 2,7% terhadap total kredit perseroan, porsi sektor minyak mencapai 2,5%, dan batubara berkontribusi 0,3% terhadap seluruh kredit.
BRI masih percaya diri dengan segmen mikro karena cukup terjamin dan debitur di segmen tersebut tergolong kuat. Sebesar 33,3% debitur di segmen itu berasal dari segmen pertanian dan bisnis kebutuhan dasar.
Namun, Lee Young Jun memandang sektor mikro ini juga tetap rentan di saat krisis ekonomi.
Baca Juga: Kementerian BUMN petakan BUMN yang terdampak wabah Covid-19
Kredit UMKM masuk dalam relaksasi OJK untuk memitigasi dampak dari Covid-19. Segmen ini menyumbang 75% terhadap total kredit BRI.
Bank ini berencana untuk menawarkan tenggang waktu (tanggal pembayaran pokok yang diperpanjang) kepada debitur mikro yang baik yang akan terkena dampak Covid-19, sambil menerima pembayaran bunga tanpa meningkatkan risiko dengan menyalurkan pinjaman baru.
Sedangkan untuk KUR, BRI masih menunggu keputusan pemerintah. BRI juga memiliki eksposur kredit valas sebesar 11% yang terdiri dari 50% ekspor dan 50% impor.
Baca Juga: Pekan pertama April, IHSG menguat 1,71%
"Kami pikir depresiasi Rupiah baru-baru ini mungkin memengaruhi 50% importir. Namun, karena 70% importir adalah BUMN maka kami perkirakan resiko jangkan menengah kredit tersebut kecil," tulis Lee Young Jun.
Mirae Asset Securitas meningkatkan rekomendasi saham BBRI dari hold menjadi buy dengan target harga Rp 4.020. Target tersebut mencerminkan P / B sebesar 2.1x estimasi BPS forward 12 bulan sekuritas ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News