Reporter: Adhitya Himawan, Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Beberapa bank syariah sepanjang 2014 lalu mengalami masa sulit. Terlebih, jika menilik dari perolehan laba bank-bank syariah berlabel besar.
Semisal, Bank Syariah Mandiri (BSM). Laba bersih anak usaha Bank Mandiri ini anjlok 88,96% menjadi Rp 72 miliar dari tahun 2013 yang berjumlah Rp 652 miliar. Angka penurunan ini sekaligus menjadi yang terbesar diantara bank syariah lainnya (lihat tabel).
Ini karena rasio pembiayaan bermasalah BSM naik menjadi 4,23% di 2014, naik dari sebelumnya 2,29%. Penurunan kualitas aktiva produktif ini mendorong BSM meningkatkan pencadangan, sehingga laba tahun 2014 tertekan.
Selain biaya pencadangan, laba BSM juga terpengaruh pembiayaan yang hanya tumbuh sekitar 2,63% dan penurunan pendapatan berbasis komisi atau fee based income.
Agus Dwi Handaya, Direktur Keuangan BSM optimistis laba bersih perusahaan bisa membaik di tahun ini. "Terutama melalui pembiayaan di segmen korporasi, komersial, lewat kerjasama dengan Bank Mandiri bagi pembiayaan BUMN dan infrastruktur," tutur Agus kepada KONTAN, Rabu (25/2).
Penurunan laba tak hanya dialami BSM. Bank syariah lain, seperti Bank Muamalat dan BRI Syariah juga bernasib serupa. Laba Bank Muamalat turun 77,08% menjadi
Rp 121,35 miliar.
Sementara, BRI Syariah membukukan laba Rp 25,07 miliar atau turun 80,59% dari Rp 129,13 miliar. "Kami masih menunggu data audited dari kantor akuntan," kata Lukita T Prakasa, Sekretaris Perusahaan BRI Syariah.
Di pihak lain, John Kosasih, Wakil Presiden Direktur BCA Syariah mengakui bahwa pertumbuhan laba perusahaannya yang sebesar 5,38% menjadi Rp 13,18 miliar, tergolong mini. Hal ini disebabkan peningkatan biaya dana yang dibukukan oleh BCA Syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News