Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk mencatat laba bersih Rp 1,47 triliun atau mengalami kenaikan 24% dibanding 2017 Rp 1,18 triiun. Kenaikan laba ini didorong oleh jumlah pendapatan yang naik 24,1% yoy menjadi Rp 5,02 triliun dari periode 2017 Rp 4,04 triliun.
Sementara itu 57% kinerja pendapatan disumbang oleh bisnis sewa pembiayaan. Di samping 40% sisanya berasal dari pembiayaan konsumen.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, jumlah beban BFI Finance juga naik 21% menjadi Rp 1,05 triliun. Jumlah beban ini 33% berasal dari gaji tunjangan karyawan dan manajemen, 32% dari pembayaran bunga dan keuangan serta 18% dari biaya umum dan administrasi.
Dari sisi bisnis pembiayaan, pada akhir 2018, BFI Finance mencatat kenaikan pembiayaan 14% menjadi Rp 17,3 triliun. Kenaikan ini lebih tinggi dari industri yang hanya 5,2%.
“Kami telah mengambil langkah strategis sehingga menjaga kualitas aset baik ditengah pertumbuhan bisnis” kata Sudjono, Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance dalam keterangan tertulis, Kamis (21/2).
Untuk rasio pembiayaan bermasalah atau NPF, BFI Finance mencatat angka 1,2% atau lebih rendah dibanding rata-rata industri yang sebesar 2,7%.
Di sisi lain, seiring kenaikan pembiayaan, BFI Finance mencatat kenaikan aset 16% menjadi Rp 19,1 triliun dibanding periode sama 2017 Rp 16,5 triliun.
Kinerja yang cukup bagus di 2018 lalu ini menurut Sudjono didorong oleh inovasi pengembangan produk. Hal ini terutama untuk menjangkau konsumen baru melalui produk syariah, lifestyle produk dan edukasi.
BFI Finance juga bekerjasama dengan perusahaan digital untuk memasarkan produk BFI Finance. Sampai akhir Desember lalu, total outlet BFI Finance berjumlah 401 kantor pemasaran, di luar 22 kantor pemasaran BFI Finance Syariah.
Penambahan jaringan ini tentunya akan mendekatkan BFI Finance ke konsumen serta akan memudahkan layanan di berbagai lini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News