Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) berhasil menjaga kinerja yang positif selama pandemi. Sepanjang semester I-2020, Maybank meraih pertumbuhan laba 7% (yoy) menjadi Rp 809,7 miliar. Pendapatan non bunga jadi penopangnya.
Pertumbuhan pendapatan komisi Bank Maybank mencapai 11,0% (yoy) menjadi sekitar Rp 1,1 triliun. Penopangnya berasal dari pendapatan komisi global market yang tumbuh 116,1% (yoy) menjadi Rp 374,6 miliar. Sedangkan dari lini bancassurance, wealth management, dan investasi tumbuh 29,3% (yoy) menjadi Rp 122,6 miliar.
Selain itu, komisi dari transaksi digital selama pandemi akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga tumbuh signifikan. Transaksi pada platform digital Maybank2U (M2U) mencatat pertubuhan 136% (yoy) menjadi 4,5 juta transaksi, pun ada lebih dari 45.000 rekening baru yang dibuka via M2U.
“Pertumbuhan tabungan meningkat 9,9% (yoy), dan rasio dana murah menjadi 40,0%, dimana sebelumnya sebesar 33,1%,” tulis Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria dalam siaran pers, Minggu (2/8).
Baca Juga: 13 Bank Jadi Penyalur Kredit Modal Kerja Korporasi Senilai Rp 100 Triliun
Meski demikian, fungsi intermediasi Maybank tetap melorot akibat pandemi. Pertumbuhan kredit tercatat negatif 14,6% (yoy) menjadi Rp 115,7 triliun. Penurunan terjadi di seluruh segmen kredit.
Segmen perbankan global negatif 5,4% (yoy) menjadi Rp 35,8 triliun. Kemudian segmen non-retail community financial service (CFS) turun 22,3% (yoy) menjadi Rp 42,4 triliun, adapun ritel CFS juga menurun 12,9% (yoy).
“Kami terus mempertahankan sikap konservatif dan menyelaraskan pertumbuhan portofolio dengan risiko yang makin diperketat selama pandemi. Di sisi lain kami juga membatasi strategi untuk membatasi risiko di segmen perbankan bisnis untuk kembali mengatur portofolio yang sesuai dengan tingkat risiko,” sambung Taswin.
Baca Juga: Hadapi kenormalan baru, likuiditas dan permodalan menjadi acuan utama perbankan
Tak cuma kinerjanya, kualitas kredit Maybank juga tercatat memburuk. Non performing loan (NPL) gross meningkat menjadi 5,0% sementara NPL net menjadi 2,9%. NPL Maybank memburuk karena penurunan kualitas kredit, pertama soal menurunnya saldo kredit, kemudian juga soal penerapan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 71.
Terakhir akibat pandemi lantaran banyaknya restrukturisasi Maybank. BNII telah merestrukturisasi kredit senilai Rp 15,4 triliun yang berasal dari 22.000 debitur terimbas pandemi.
“Terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif, kami tetap berhasil membukukan hasil positif. Kami senantiasa menjaga kualitas aset melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang ketat,” lanjut Taswin.
Baca Juga: Naik 29,7%, Maybank Indonesia raup laba Rp 538,2 miliar di kuartal I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News