Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengumumkan peningkatan laba operasional sebelum pencadangan (konsolidasi dan diaudit) sebesar Rp 2,94 triliun pada tahun 2014. Jumlah itu meningkat 18% year-on-year (yoy) dari periode yang sama 2013 sebesar Rp 2,50 triliun. Laba bersih setelah pajak mencapai Rp 1,59 triliun.
Dalam riis yang diterima KONTAN, disebutkan, total pendapatan operasional PermataBank mencapai Rp 7,41 triliun sepanjang 2014. Pendapatan operasional naik 12% lebih tinggi dibandingkan periode 2013 sebesar Rp 6,63 triliun, didorong oleh pendapatan berbasis biaya (fee based income) meskipun ada tekanan dari tingginya biaya pendanaan.
Pendapatan bunga bersih tumbuh 6% yoy menjadi Rp. 5,71 triliun di topang oleh pertumbuhan kredit sebesar 11% yoy dan dampak dari penurunan margin. Sementara itu pendapatan berbasis biaya (fee based income) naik 35% yoy menjadi Rp 1,70 triliun. Pendapatan ini naik didukung oleh kinerja yang kuat di bisnis Bancassurance, trade finance dan kontribusi laba dari penyertaan modal pada PT Astra Sedaya Finance (ASF).
Selain itu penyaluran kredit termasuk pembiayaan syariah tumbuh 11% yoy dari Rp 119 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 132 triliun pada tahun 2014. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh bisnis UKM serta segmen local and middle market corporates yang di topang oleh Trade Finance dan produk-produk pinjaman. Total aset mencapai Rp 185 triliun, naik 12% yoy dari Rp 166 triliun di tahun sebelumnya.
Di tengah ketatnya persaingan untuk mendapatkan pendanaan dan turunnya permintaan kredit, PermataBank berhasil mengelola likuiditasnya dengan mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11% yoy menjadi Rp 148 triliun, sehingga menghasilkan rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang stabil di level 89%.
PermataBank mempertahankan tingkat permodalan yang kuat terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan mengakhiri periode dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 13,6%. Ekuitas tumbuh 21% yoy menjadi Rp 17,1 triliun pada akhir Desember 2014.
Tantangan yang dihadapi dalam lingkup ekonomi makro di tahun 2014 telah berdampak pada kualitas aset Bank, dimana sejumlah kecilnasabah korporasi mengalami penurunan kinerja sehingga turut berimbas pada peningkatan NPL Gross dan Net masing-masing dari 1,0% dan 0,3% pada tahun 2013 menjadi sebesar 1,7% dan 0,6% di tahun 2014.
Sandeep Jain, Direktur Keuangan PermataBank mengatakan, tahun 2014 menjadi tahun yang penuh tantangan karena industri perbankan menghadapi tingginya biaya pendanaan dan pertumbuhan bisnis yang lebih lambat sebagai akibat dari tekanan inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah. "Meski ditengah dinamika ini, PermataBank tetap sehat, dengan pemodalan yang kuat dan likuiditas yang baik," katanya.
Direktur Utama PermataBank, Roy Arfandy menambahkan, pihaknya optimis namum tetap berhati-hati pada tahun 2015 seiring dengan perubahan dan pertumbuhan pada industri perbankan, regulatory landscape serta teknologi. "Saya yakin bahwa PermataBank berada pada posisi yang baik untuk terus tumbuh lebih kuat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News