Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dampak dari penurunan harga emas sejak tahun lalu tampaknya masih menghantui kinerja pendapatan PT Pegadaian (Persero). Tengok saja, laba perusahaan pembiayaan pelat merah itu masih melempem juga. Pada kuartal ketiga tahun ini, perusahaan hanya meraup untung sebesar Rp 1 triliun.
Pencapaian itu bukan cuma tercatat melorot kalau dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun lalu yang berkisar Rp 1,25 triliun, tetapi juga masih jauh dari target yang dipatok tembus Rp 2,2 triliun sampai akhir tahun nanti. Target ini tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014.
“Revisi target yang kami ajukan ke Kementerian BUMN belum disetujui. Kami harus tetap mengejar target laba, meski realistisnya laba yang bisa kami kantongi hanya sekitar Rp 1,5 triliun sampai akhir tahun nanti,” ujar Dwi Agus Pramudya, Direktur Keuangan Pegadaian kepada KONTAN, akhir pekan ini.
Kinerja laba yang tidak sekencang tahun lalu, lanjut dia, dikarenakan pendapatan yang tertekan oleh penurunan harga emas yang terjadi sejak tahun lalu. Hal ini sangat mempengaruhi kinerja perusahaan, mengingat 95% aktivitas usaha Pegadaian terkonsentrasi pada pembiayaan emas, baik gadai maupun cicil.
Selain itu, sambung Dwi Agus, faktor mahalnya biaya dana. Ia mencatat kenaikan biaya dana atau cost of fund nyaris hampir menyentuh 1,5%. Apalagi, sumber pendanaan Pegadaian masih mengandalkan pinjaman bank sebanyak 85%, dan sisanya berasal dari surat utang atawa obligasi.
Angka itu sangat membebani Pegadaian yang memiliki skala bisnis pembiayaan emas mencapai Rp 27 triliun sampai September 2014 atau naik 3,8% (year to date). “Diharapkan, pembiayaan emas sampai akhir tahun nanti bisa mencapai Rp 28 triliun,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News