Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mencatatkan kenaikan biaya dana akibat suku bunga tinggi. Seiring itu, perbankan melakukan efisiensi untuk menjaga kinerja tetap tumbuh. Salah satu upaya bank adalah menurunkan biaya impairment atau provisi, sejalan dengan kualitas aset.
Kondisi ini tercermin dari biaya provisi bank per November 2024 yang rata-rata mencatatkan penurunan. Kondisi tersebut membuat beban operasional bank mampu turun dan melapangkan jalan untuk mencetak laba.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) misalnya, mencatat penurunan biaya provisi sebesar 30,45% secara tahunan menjadi Rp 1,14 triliun per November 2024.
Baca Juga: Kejar Kinerja Positif di 2025, Begini Strategi Perusahaan Asuransi Syariah
Di periode sama, laba CIMB Niaga naik 4,86% secara tahunan menjadi Rp 5,85 triliun. Padahal, pendapatan bunga bersih turun 3,42% jadi Rp 11,14 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut, perhitungan provisi berdasarkan forecast dari asset quality CIMB Niaga mampu menjaga kualitas aset dengan NPL bank terjaga.
"Bank CIMB melihat kualitas aset sudah baik dan merupakan basis bagus untuk pertumbuhan lebih tinggi," kata Lani, Jumat (3/1).
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatatkan penurunan biaya provisi 15,46% secara tahunan menjadi Rp 2,03 triliun. BCA juga masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih 9,29% secara tahunan jadi Rp 70,15 triliun.
Baca Juga: Allianz Syariah Catat Pendapatan Kontribusi Rp 2 triliun per November 2024
Efeknya laba BCA naik 14,31% secara tahunan menjadi Rp 50,47 triliun. "BCA disiplin dalam menyalurkan kredit, sehingga kualitas kredit terjaga," ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatat penurunan biaya provisi 18,72% menjadi Rp 6,41 triliun. Efeknya laba BNI naik 4,04% secara tahunan menjadi Rp 19,81 triliun, di saat pendapatan bunga bersih turun 3,87%.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan, biaya pencadangan dibentuk sesuai kebutuhan, berdasarkan proyeksi kualitas aset ke depannya. "Saat ini, kami yakin kualitas aset akan membaik. Kami melihat rasio pencadangan saat ini ada di level cukup," kata dia.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga mencatatkan penurunan beban provisi 35,57% menjadi Rp 2,2 triliun.
Baca Juga: Dirut BNI Beberkan Lima Fokus Bisnis di Tahun 2025
"Kualitas kredit kami sedikit tertekan karena kondisi makro dan suku bunga tinggi. Tapi 2025 kondisinya akan membaik dengan tekanan makro yang lebih baik dan suku bunga yang mulai turun," tutur Direktur Manajemen BTN Setiyo Wibowo.
Selanjutnya: 5 Film Terpopuler Letterboxd Minggu Ini, dari Horor sampai Dewasa
Menarik Dibaca: 5 Film Terpopuler Letterboxd Minggu Ini, dari Horor sampai Dewasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News